Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Australia Kecewa Lamanya Pemeriksaan Imigrasi di Pelabuhan Kupang

Kompas.com - 26/10/2016, 22:55 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) NTT, Abed Frans mengaku kecewa dengan sejumlah pihak di Pelabuhan Tenau Kupang, yang dinilainya menghambat perjalanan wisata 54 turis asal Australia yang mengunjungi beberapa destinasi wisata di Kota Kupang.

"Ada 150 wisatawan asal Australia ini datang dengan menggunakan kapal pesiar dan bersandar di Pelabuhan Tenau sekitar pukul 06.00 Wita. Kemudian 54 turis, turun ke darat dan sesuai jadwal, akan mengunjungi empat tempat yakni di Oebelo, Pantai Lasiana, Museum NTT dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTT," kata Frans kepada sejumlah wartawan, Rabu (26/10/2016).

(BACA: Garuda Indonesia Didesak Buka Rute Kupang-Darwin)

Namun, lanjut Frans, para turis itu hanya berkunjung ke dua tempat wisata, karena saat berada di Pelabuhan Tenau, proses pemeriksaan kesehatan dan sejumlah pemeriksaan lainnya yang dilakukan oleh Karantina, Imigrasi dan Pelindo belangsung lebih dari dua jam sehingga waktu pun menjadi molor.

“Semua akhirnya terganggu dari awal, karena mereka dihambat selama dua jam di pelabuhan, kemudian kita tidak bisa masuk dan merapat ke kapal untuk menjemput para wisatawan, sehingga akhirnya mereka harus jalan kaki keluar sekitar 300 meter dan para wisatawan itu kebanyakan adalah lanjut usia. Mereka pun hanya mengunjungi dua lokasi saja,” ungkap Frans kecewa.

(BACA: Carter Pesawat, 40 Turis Australia Kunjungi NTT)

Padahal, menurut Frans, pihaknya sudah menyiapkan penyambutan para turis dengan tarian dan musik di gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTT.

Selain itu, di tempat ini sangat representatif untuk dikunjungi, karena milik pemerintah dan hasil kerajinan tangan lokal sudah ada dan siap dijual. Akibat molornya waktu, berdampak pada hilangnya kepercayaan dan pihaknya dikomplain terus.

Para wisatawan ini masuk melalui Dili (Timor Leste), selanjutnya masuk Kupang dan rencananya akan melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo.

“Mereka mengeluh karena ini pelayanan di pelabuhan terhadap turis asing ini adalah terburuk. Tour leader yang ada di dalam kapal bersama para wisatawan terus melakukan komplain soal keterlambatan waktu ini. Kalau Kupang jadi pelayanan terburuk seperti ini, maka mereka besok tidak akan datang lagi. Kita sudah sudah susah cari mitra di luar negeri untuk bawa banyak wisatawan ke sini tapi mereka malah seenaknya membuat para turis menjadi tidak nyaman,” kata Frans.

Ia pun berharap, kalau bisa pelayanan di Pelabuhan Tenau bisa lebih baik lagi untuk menunjang arus kunjungan wisatawan ke ke NTT. “Bagaimana kita mau melayani 3.000 wisatawan yang akan datang beberapa bulan lagi, jika 54 orang saja pelayanan buruk seperti ini,” tegasnya.

“Memang tidak ada kerugian material, tetapi kerugian imaterial atau kepercayaan ini yang mahal, karena saya tidak tahu ke depannya akan seperti apa. Saya harus membuka komunikasi kembali dan itu adalah sesuatu yang mahal. Bisa bayangkan kita membawa mereka ke Kupang dengan segala negosiasi dan janji-janji kita tentang pelayanan yang terbaik nyatanya seperti ini tentu ini sangat mengecewakan,” sambungnya.

Terhadap hal itu, Frans berencana akan bertemu dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya  untuk menyampaikan langsung persoalan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com