Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lambat Melayani Wisman, Kadispar NTT Berang

Kompas.com - 29/10/2016, 15:17 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Marius Ardu Jelamu mengaku geram dengan pihak Imigrasi Kupang yang dinilai lambat melayani 54 wisatawan Australia yang berkunjung ke Kota Kupang.

Menurut Marius, dengan pelayanan yang lambat itu, tentunya akan berdampak pada arus kunjungan wisatawan asing dan juga akan memperburuk citra NTT.

“Percuma kita promosi kalau imigrasinya tidak siap. Kita sudah gencar promosi pariwisata NTT, kalau bea cukai dan imigrasi tidak siap tentu akan menghambat pariwisata kita. Mereka masuk di Dili (Timor Leste) kok gampang sekali, sedangkan masuk Indonesia kok susahnya. Jadi tolong diangkat supaya pemerintah pusat bisa membantu menyelesaikan ini,” kata Marius kepada Kompas.com, Jumat (28/10/2016).

(BACA: Turis Australia Kecewa Lamanya Pemeriksaan Imigrasi di Pelabuhan Kupang)

Memang diakui, menurut Marius, pihak imigrasi dan bea cukai punya prosedur tetap, tapi jangan kemudian terkesan mempersulit kunjungan wisatawan ke Indonesia khususnya ke NTT.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/6/2015).
“Kita mau supaya wisatawan yang berkunjung ke Indonesia lebih banyak, tapi di sisi lain kita belum siapkan perangkat lunak dan perangkat keras, termasuk imigrasi dan bea cukai. Saya selalu mengeluh dengan imigrasi, karena seperti itu kerjanya. Karena itu kita mendorong supaya imigrasi dan bea cukai harus sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat untuk memperlancar kedatangan wisatawan ke Indonesia termasuk ke Kupang,” tegasnya.

Marius mengatakan, pemerintah pusat sudah menargetkan kunjungan wisatawan asing sampai tahun 2019 sebanyak 20 juta wisatawan, sehingga semua pihak di daerah tentu harus mengikuti dan menjalankan kebijakan itu.

Pelayanan yang lamban terhadap wisatawan asing, lanjut Marius, bukan baru saja terjadi kali ini, tetapi sudah beberapa kali terjadi di NTT.

Bahkan ia pernah ditelepon oleh Wakil Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Aloysius Kobes yang mengeluh terhadap pemeriksaan wisatawan asing di Wini, Kecamatan Insana Utara. Para turis akhirnya kecewa dan marah sehingga langsung pulang ke negara mereka.

Selain itu di Maumere, Kabupaten Sikka, hal yang sama pun terjadi di mana wisatawan asing harus menunggu lama terkait pemeriksaan dokumen. Akhirnya sejumlah tempat wisata yang semula masuk dalam jadwal kunjungan terpaksa dibatalkan.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Permainan tete alu yang menuntut konsentrasi.
“Pernah juga beberapa waktu lalu, wisatawan asal Australia dihambat di Bandara El Tari. Waktu itu wisatawan harus menunggu lama hanya untuk mengurus dokumen. Ini baru puluhan turis saja mereka sudah kewalahan. Apalagi kalau sampai ribuan turis tentu mereka akan kesulitan yang berdampak luas pada arus kunjungan turis,” katanya.

Untuk itu Marius minta kepada pihak imigrasi pusat segera menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan juga sumber daya manusia yang memadai sehingga tidak menghambat arus kunjungan wisatawan ke NTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com