KOMPAS.com – Sekali waktu, saat kebetulan sedang minum es kopi hitam di kedai atau kafe, perhatikan isi gelas Anda. Adakah bongkahan es di dalamnya?
Sama-sama dingin, es kopi hitam tak selalu disajikan dengan bongkahan es di dalamnya. Ada varian minuman ini yang sejak awal memang diseduh dengan air dingin.
Tentu saja, teknik pembuatannya beda dengan cara membuat es kopi pada umumnya. Pada cara biasa, bubuk kopi diseduh dengan air panas, lalu diaduk rata untuk kemudian minuman disaring agar bersih dari ampas, dan dimasukkan dalam gelas berisi potongan es.
Pada cold-brew, air yang dipakai minimal bersuhu ruangan atau sekitar 25 derajat celsius. Teknik seduhnya ada beragam, salah satunya cold-drip. Pakai cara ini, kopi diseduh dengan air setetes demi setetes.
Secara sederhana, bentuk dan cara kerja alat ini mirip jam pasir tiga tingkat. Hanya saja, di bagian tengah alat terdapat semacam keran pengatur kecepatan laju tetes air.
Di bagian paling bawah, gelas siap menampung tetesan kopi yang sudah melewati proses di atas. Butuh waktu lebih kurang 12 jam sampai semua air di tabung paling atas menetes habis.
"(Porsi sekali saji) kira-kira bubuk kopinya 200 gram, airnya 600 mililiter," kata Danu, salah satu barista yang memakai teknik ini di Kapal Api Café dalam acara Pekan Raya Indonesia (PRI), Minggu (23/10/2016).
Menurut Danu, kecepatan ideal tetesan air dalam metode cold-drip ini adalah satu tetes per detik. Hasil dari teknik seduh ini lalu dimasukkan ke dalam botol tertutup dan disimpan di lemari pendingin.
Kopi yang diseduh memakai teknik cold-brew akan terasa lebih nikmat dikonsumsi jika terlebih dahulu disimpan dalam suhu dingin yang stabil selama minimal satu malam.
"Rasa kopi yang dihasilkan dari teknik ini lebih lembut dan bersih (clean taste)," ucap Danu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.