Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Pasar Turis Tiongkok ke Bunaken

Kompas.com - 31/10/2016, 21:06 WIB

ALBERT Wong (27) dan Xie Wei (25), asal Shenzen, Tiongkok, tersenyum lepas saat menjawab pertanyaan wartawan seusai berwisata ke Bunaken di Restauran Pirates Manado, Sulawesi Utara, awal September lalu.

Mereka menyebut Bunaken memiliki keindahan alami di bawah laut, melebihi sejumlah spot diving di beberapa negara Asia yang pernah mereka kunjungi.

Keduanya tampak antusias berbicara, nerocos dengan bahasa mandarin yang kemudian diterjemahkan oleh Sudjono, pengusaha rumah makan di Manado. Wong melukiskan keindahan taman laut Bunaken dengan panorama dinding raksasa di dalam laut dan lubang goa memanjang ratusan meter adalah sensasi setiap penyelam.

”Sayang kami hanya sehari ke Bunaken,” katanya.

Albert dan Xie Wei memiliki hobi menyelam. Sebelumnya mereka menjajal obyek wisata di Phuket dan Filipina. Keduanya mengaku tidak peduli dengan wajah Kota Manado gelap pada malam hari dan akses jalan yang sempit. Mereka menyebut Manado sebagai kota desa.

Belakangan Bunaken menampilkan wajah baru dari keterpurukan pariwisata nasional. Setiap hari, 200 hingga 500 orang menyelam dan snorkeling (selam permukaan) dan selam dangkal (skin diving) di Bunaken.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw mengatakan, sejak 4 Juli hingga September, tercatat 14.000 wisatawan Tiongkok mengunjungi Sulawesi Utara. Sesuatu yang luar biasa. Wisatawan Tiongkok datang dari tujuh kota yang diangkut tiga maskapai penerbangan, yaitu Lion Air, Citilink, dan Sriwijaya Air.

Kedatangan turis asing dan Nusantara meningkatkan hunian hotel di Manado 90-100 persen. Pemilik hotel pun memanfatkan masa puncak liburan dengan menaikkan harga sekenanya. Tarif satu kamar di hotel bintang tiga yang biasanya dijual Rp 518.000 naik menjadi Rp 725.000.

Menurut Dino Gobel dari Sulut Tourism Board, pencapaian jumlah wisatawan 14.000 orang tersebut hal luar biasa bagi dunia pariwisata Sulawesi Utara. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan asing yang datang ke Manado hanya 25.000 orang.

Turis Tiongkok dipastikan akan terus berdatangan hingga akhir tahun setelah pasar wisatawan digarap di beberapa kota di ”Negeri Tirai Bambu”.

Terdapat tujuh kota di Tiongkok yang sejak 4 Juli terhubung penerbangan dari Manado, yakni Shenzen, Shanghai, Wuhan, Guangzhao, Makau, Chongqing, dan Changsha.

Dino mengatakan, pengelolaan turis Tiongkok dilakukan oleh agen perjalanan dari maskapai penerbangan yang mengangkut mereka ke Manado. ”Mereka berpromosi dan mendatangkan turis, wajar jika mereka menangani paket wisata,” katanya.

William Wu dan Chandra Bong dari bagian promosi wisata maskapai Lion Air mengatakan, promosi obyek wisata Sulawesi Utara di Tiongkok dilakukan melalui radio, koran, televisi, dan jaringan internet Weibo.

Wisatawan Tiongkok sangat menyukai pantai dan laut. Saat ini terdapat 10 juta warga Tiongkok yang hobi menyelam dan snorkeling. Target merebut sebagian dari turis penyelam tersebut adalah hal luar biasa. Artinya, ada 5 juta turis siap ke Bunaken.

William Wu menyebut ribuan wisatawan Tiongkok telah antre datang ke Manado, terutama dari kota Changsa dan Wuhan di Tiongkok yang sebagian wilayahnya pegunungan. Menurut dia, pasar pariwisata ke Sulut terbuka lebar dengan potensi wisata bahari Bunaken. Ia menilai obyek wisata bahari Manado sangat kuat.

Menjadi penonton

Akan tetapi, besarnya arus kedatangan wisatawan asing terutama dari Tiongkok tersebut tidak memberi kontribusi penghasilan bagi warga setempat, terutama masyarakat Bunaken.

Masyarakat pemilik perahu motor, penyewaan perlengkapan selam dan snorkeling, serta pedagang makanan mengaku tidak mendapat nilai tambah dari booming wisatawan Tiongkok.

KOMPAS/AGNES RITA SULISTYAWATY Menyelam dan snorkeling di Bunaken, Sulawesi Utara, menjadi kegiatan wisata yang menyenangkan. Terumbu karang dan aneka jenis ikan menjadi daya tarik kawasan ini.
Topa dan Albert, warga Bunaken, yang menyewakan perahu motor di Manado, mengaku tidak pernah mengantar turis Tiongkok ke Bunaken.

Menurut Topa, masyarakat Bunaken menjadi penonton setia manakala melihat ratusan turis Tiongkok menyelam di daerahnya setiap hari. Para turis Tiongkok ketika tiba di Bunaken sudah lengkap mengenakan peralatan selam.

Ketika turis Tiongkok makan siang, jatah itu juga sudah diambil pengusaha dari Manado. ”Sungguh masyarakat tidak dapat apa-apa dari aktivitas turis Tiongkok. Para turis Tiongkok makan makanan yang sudah dipesan. Berbeda dengan turis lokal yang makan di warung milik warga Bunaken,” katanya.

Mereka juga menyewa lebih dari 20 perahu motor jenis katamaran di Manado. Harga sewa perahu motor pulang pergi Manado-Bunaken Rp 750.000, lebih murah ketimbang harga sewa perahu motor di Bunaken yang berkisar Rp 1 juta-Rp 1,3 juta.

Luther, instruktur selam di Bunaken, mengatakan, kedatangan turis Tiongkok bak durian runtuh bagi aktivis selam yang tergabung dalam kelompok diving di Manado dan Bunaken.

Menurut Luther, kedatangan turis Tiongkok mengubah pasar wisata ke Bunaken menjadi lebih murah. Selain murah, para pemandu selam dan snorkeling dapat beraktivitas dan meraih rupiah setiap hari.

Setiap bulan Luther mengaku mendapat upah lebih dari Rp 10 juta. Upah itu tiga kali lebih banyak daripada yang diterimanya selama ini.

KOMPAS/AGNES RITA SULISTYAWATY Bunaken, Sulawesi Utara, menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Manado. Di kapal yang membawa ke lokasi selam dan snorkeling, penumpang berfoto dengan latar belakang Gunung Manado Tua dan Pulau Bunaken.

Berebut pasar wisata turis Tiongkok tak hanya terjadi antara agen perjalanan dan masyarakat Bunaken. Sejumlah agen perjalanan saling banting harga menjual paket wisata ke Bunaken.

Albert Wong mengatakan, membayar paket wisata ke Bunaken dari Hongkong dengan maskapai penerbangan Citilink senilai Rp 14 juta. Harga itu terasa mahal karena mereka hanya sekali berwisata ke Bunaken.

Chandra Bong dari agen perjalanan Lion Air menawarkan paket wisata Bunaken Rp 7 juta-Rp 10 juta kepada wisatawan asal Wuhan dan Changsa. Belakangan harga paket diturunkan menjadi Rp 5 juta-Rp 6 juta.

Chandra menyebut harga murah tersebut ditawarkan untuk usaha wisata jangka panjang. Menurut dia, penerbangan Lion Air bahkan akan masuk ke Shanghai, kota terbesar di Tiongkok setelah Beijing.

Presiden Direktur PT Mentari Lion Airlines Rusdi Kirana, beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa Manado akan menjadi pintu masuk penumpang dari Tiongkok. Rute baru penerbangan ke luar negeri dari Lion Air dinilai prospektif untuk bisnis perusahaannya.

Akan tetapi, laju kedatangan turis Tiongkok ke Manado berbanding terbalik dengan kesiapan prasarana infrastruktur pariwisata. Jangan bicara soal penataan wisata di Bunaken, toilet umum saja sangat minim.

Masalah bus pariwisata di Manado menjadi persoalan krusial. Para agen perjalanan dan hotel di Manado terpaksa menyewa puluhan bus pariwisata dari Toraja dan Makassar, Sulawesi Selatan, untuk memenuhi kebutuhan angkutan turis.

Kondisi ini mesti diantisipasi secepatnya. Pernyataan turis Tiongkok untuk datang kembali ke Bunaken adalah janji konkret meraup yuan. Pembenahan pariwisata jangan lagi lips service alias ngomong doang. (Jean Rizal Layuck)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Oktober 2016, di halaman 24 dengan judul "Berebut Pasar Turis Tiongkok ke Bunaken".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com