Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Keindahan Raja Ampat dari Gunung Botak

Kompas.com - 03/11/2016, 11:07 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

RAJA AMPAT, KOMPAS.com - Keindahan bawah laut Raja Ampat memang sudah diakui di dunia. Karang-karang dan hewan di bawah  laut siap memesona setiap mata penyelam. Namun siapa sangka kita bisa mendaki di Raja Ampat?

Adalah Gunung Botak yang membentang di gugusan pulau karst Pianemo. Sejatinya, Gunung Botak berbentuk seperti bukit yang memiliki salah satu puncak dengan ketinggian sekitar kurang lebih 50 meter di atas permukaan laut (mdpl).

KompasTravel sempat mendaki Gunung Botak bersama rombongan wartawan dalam program paket wisata PT Pelni "Let's Go Raja Ampat", Senin (31/10/12). Pendakian dilakukan di tengah hari saat matahari sedang bersinar terang.

(BACA: Apa Komentar Penyelam Profesional soal Bawah Laut Raja Ampat?)

Pendakian ini dilakukan dari bagian program paket "Let's Go Raja Ampat" untuk wisatawan. Sebelumnya di hari yang sama, KompasTravel serta wartawan telah ber-snorkeling di spot Melly's Garden dan Pulau Rufas.

Kapal bermotor yang mengantarkan tim KompasTravel merapat di sebuah batu. Hanya batu itu sebagai pijakan untuk melangkah lebih jauh ke depan. Kru kapal langsung sigap untuk membantu.

(BACA: Pertama Kali ke Raja Ampat? Ini yang Harus Anda Tahu)

Pepohonan di punggung Gunung Botak sedikit membuat lega. Panas sang surya hanya menembus lewat sela-sela daun. Keringat belum turun. Namun, rombongan terlihat bersemangat.

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Gunung Botak yang membentang di gugusan pulau karst Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Senin (31/10/2016).
"Kita mendaki Gunung Botak. Bisa lihat Pianemo dari sisi yang lain," kata seorang peserta pendakian Gunung Botak, Astri kepada KompasTravel di sela-sela perjalanan,

Ia sendiri langsung berjalan menyusuri punggung Gunung Botak. Beberapa peserta lainnya sejenak berkecak pinggang sambil menghela nafas. Keringat tampak mengucur dari kening.

Pendakian Gunung Botak bisa dijangkau lebih kurang 10 menit dengan langkah yang konstan. Jarak dari titik awal hinggu puncak Gunung Botak berkisar satu kilometer.

Seorang pemandu wisata yang mendampingi KompasTravel, Rio menyebut Gunung Botak memang tak ditumbuhi pohon di sekitar salah puncak yang dituju. Memang yang terlihat hanya dataran yang tak luas.

"Itulah disebut Gunung Botak karena di puncaknya itu botak tak ada pohon. Hanya di bawahnya kan ada," jelas Rio sambil mendaki.

Ia mengatakan tempat ini cocok untuk didaki sore atau pagi hari. Hal itu lantaran Gunung Botak berada di tengah alias bisa melihat sisi barat dan timur.

Seru dan penuh tantangan

Seorang peserta "Let's Go Raja Ampat" PT Pelni, Vidi mengakui mendaki Gunung Botak pada siang hari terbilang seru dan penuh tantangan. Panasnya matahari yang ia rasakan selama pendakian.

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Gunung Botak yang membentang di gugusan pulau karst Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Senin (31/10/2016).
"Di Gunung Botak panas banget. Butuh pakai topi dan sun block. Terjal dan harus pakai sepatu trekking. Tapi seperti the middle of nowhere. Kan katanya belum tersentuh oleh manusia," cerita Vidi kepada KompasTravel.

Di puncak Gunung Botak, bentangan kars Pianemo dan laut biru bisa terlihat. Sepanjang mata memandang gugusan karst membentuk seperti tebing-tebing.

Gunung Botak termasuk formasi batuan gamping di Distrik Waigeo Barat Kepulauan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat yang telah terbentuk dalam kurun 15 juta tahun yang lalu. Gunung Botak merupakan kekayaan kawasan karst Pianemo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com