YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Pernahkah dengar soal Gumuk Pasir Parangkusumo? Gundukan pasir yang terletak di Kabupaten Bantul ini menjadi kebanggaan warga Yogyakarta.
Betapa tidak, hanya ada segelintir jumlah gumuk pasir atau sand dune di seluruh dunia.
Baca juga: Berburu Siluet Sunset di Gumuk Pasir Parangkusumo
Mayoritas wisatawan hanya tahu bahwa Gumuk Pasir Parangkusumo unik dan bisa digunakan untuk sandboarding.
Namun, ada beberapa fakta unik terutama secara geologis yang membedakan Parangkusumo dengan gumuk-gumuk pasir lainnya.
Tipe barchan
Sebelum membahas lebih jauh soal Gumuk Pasir Parangkusumo, ada baiknya kita mengetahui definisi "gumuk pasir" terlebih dahulu. Pemandu dari Jogja Geowisata, Ikramullah Sultana, angkat bicara.
"Gumuk pasir adalah salah satu bentang alam yang proses pembentukannya dipengaruhi angin, terbentuk karena pasir yang menumpuk dalam jumlah besar," papar Ikram, panggilan akrabnya, dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com pada November 2016.
Jogja Geowisata adalah operator tur yang mengkhususkan diri pada tempat-tempat wisata yang berkaitan dengan fenomena geologis di DI Yogyakarta. Ikram sendiri merupakan lulusan dari Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca juga: Gumuk Pasir Barchan dan Parangkusumo, Apa Bedanya?
Meski namanya Gumuk Pasir Parangkusumo, tulisan besar di gerbang masuknya adalah "Gumuk Pasir Barchan". Rupanya, barchan merujuk pada jenis gumuk pasir tersebut.
"Gumuk pasir tipe barchan memiliki ketinggian 5-15 meter," lanjut Ikram.
Gundukan pasir ini berasal dari hasil erupsi Gunung Merapi yang endapannya dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara di Pantai Selatan, antara lain Sungai Opak dan Sungai Progo.
"Setelah terendap di pinggir pantai, barulah angin dari Samudra Hindia mengukir tumpukan pasir ini. Jadilah bentang alam yang unik," tambah Ikram.
Dengan ketinggian ini, Gumuk Pasir Parangkusumo cocok menjadi lokasi sandboarding.
Istimewa dan langka
Situs Parangtritis Geomaritime Science Park menunjukkan, Gumuk Pasir Parangkusumo termasuk dalam gumuk pasir pesisir (coastal dunes).
Gumuk pasir ini terdapat di seluruh garis lintang di dunia, mulai dari kutub hingga khatulistiwa.
Di Asia Tenggara, coastal dunes sedikitnya terdapat di tiga negara, yakni Filipina (La Paz Sand Dunes), Vietnam (Mui Ne Sand Dunes), dan Indonesia.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa gumuk pasir yang memanjang di selatan Jawa. Namun, pembentukan paling signifikan terdapat di DI Yogyakarta.
Baca juga: Bukan Hanya Yogya, Toraja Juga Punya Gumuk Pasir
Menariknya, gumuk pasir yang ada di Filipina dan Vietnam juga merupakan tipe barchan. Lalu apa istimewanya Gumuk Pasir Parangkusumo?
Gumuk pasir juga bisa diklasifikasikan berdasarkan perbedaan iklimnya. Pada iklim basah, umumnya dijumpai gumuk membusut (hummock dunes) dan gumuk parabolik (parabolic dunes).
Pada iklim kering dan setengah kering (arid dan semi-arid), lebih banyak ditemukan gumuk pasir barchan.
Terdapat satu fakta yang menarik dari Gumuk Pasir Parangkusumo yaitu tipenya barchan, tetapi iklimnya tropika basah. Hal inilah yang menjadikan Gumuk Pasir Parangkusumo langka.
Gumuk pasir ini bahkan seharusnya tidak terbentuk karena iklimnya yang tidak sesuai. Inilah yang membuat Gumuk Pasir Parangkusumo istimewa dan langka.
Baca juga: Itinerary Seharian Wisata di Bantul, Bisa Sandboarding
Tempat pembuatan klip video
Selain digunakan sebagai tempat sandboarding, Gumuk Pasir Parangkusumo juga menjadi lokasi pembuatan beberapa klip video.
Klip video tersebut antara lain "Godai Aku Lagi" yang dinyanyikan Agnes Monica dan video dari grup band asal Yogyakarta, Letto.
Satu-satunya tempat sandboarding di Asia Tenggara
Meski gumuk pasir tersebar di Indonesia, Vietnam, dan Filipina, hanya Gumuk Pasir Parangkusumo yang menjadi lokasi sandboarding.
Baca juga: Mau Sandboarding di Parangkusumo? Simak Tips Berikut..
Dengan merogoh kocek Rp 150.000, wisatawan bisa menyewa papan untuk sandboarding sepuasnya.
Harga itu sudah termasuk pemandu yang sigap mengajarkan cara meluncur dari gundukan pasir. (Sri Anindiati Nursastri)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.