Seluruh sajian kudapan tersebut didapat melalui cara-cara tradisional sebagai sebagai bagian dari warisan kearifan lokal yang dijaga kelestariannya.
Wakatobi, menurut Zack, Patricia, dan juga Ayu Diyan memang menawarkan pengalaman berbeda untuk tidak dikatakan istimewa.
Tak ada pasokan listrik yang terus menerus menerangi selama 24 jam, minim koneksi internet, serta air baku bersih layak minum yang terbatas.
Mereka merasa berada di "dunia lain". Dunia yang bertolak belakang, ibarat langit dan bumi antara kehidupan masyarakat lokal Wakatobi dan kehidupan mereka sehari-hari.
Merasakan hidup selaras dengan alam seperti yang dilakoni warga Wakatobi adalah sesuatu yang mengejutkan, sulit diterima namun nyata.
"Dan kami akan kembali lagi ke Wakatobi," serentak mereka bersuara.
**********
Catatan Redaksi: "Rp 20 juta mencakup tiket pesawat pulang-pergi, sewa kapal, dan donasi," jelas PR Corporate Synthesis Development, Teresia Prahesti.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.