Selamat Datang di Nusa Ceningan
Tepat pukul 12.00 WIB, kapal kecil berbahan fiber milik Pak Wite bersandar di pantai Nusa Ceningan. “Selamat datang di Nusa Ceningan,” sapa Pak Wite sembari tersenyum.
Sehari-hari Pak Wite bekerja sebagai nelayan. Namun, semenjak Jembatan Kuning ambruk, ia membantu menyeberangkan wisatawan dari Nusa Lembongan ke Nusa Ceningan di sela aktivitas mencari ikan. Senyumnya mencerminkan penghasilan tambahan yang ia dapat.
Pukul 12.20 WIB, saya check in di Le Pirates Hotel. Hotel ini sudah saya pesan jauh-jauh hari. Bentuk kamarnya unik. Luasnya sekitar 3x5 meter berbahan kayu. Di dalamnya terdapat dua tempat tidur bertingkat, satu AC dan satu kipas angin.
Kamar itu bisa diisi empat orang. Hotel juga menawarkan ruangan dengan dua tempat tidur saja. Kamar mandi yang cukup luas berada di belakang kamar. Bentuknya juga unik. Beratapkan langit dan hanya dipagari bambu setinggi dua meter saja. Terdapat shower, wastafel dan toilet di dalamnya.
Di teras depan kamar disediakan hammock dan bantal kecil untuk pengunjung bersantai menatap laut. Terdapat kolam renang kecil menghadap pantai dan bar kecil di sebelahnya. Sangat cocok untuk leyeh-leyeh. Untuk harga Rp 650.000, kamar, fasilitas dan segala pemandangan yang mengelilinginya itu cukup sepadan.
Selain Le Pirates Hotel, banyak pula hotel-hotel lain di Nusa Ceningan yang tidak kalah unik. Harganya pun tidak jauh berbeda. Saran saya, sebelum mendatangi Nusa Ceningan, anda harus mencari penginapan terlebih dahulu melalui internet. Jadi, ketika datang tidak perlu lagi bingung-bingung memilih penginapan.