Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Kopi ”Bergerigi” di Lereng Telomoyo

Kompas.com - 08/11/2016, 16:15 WIB

Distribusi kopi

Manajer Museum, Unit Preservation, dan Museum PT Kereta Api Indonesia (KAI) Eko Sri Mulyanto mengatakan, awalnya, jejak sejarah jalur kereta Ambarawa-Bedono tak lepas dari aktivitas militer kolonial.

Stasiun Ambarawa merupakan stasiun pangkalan transportasi serdadu Belanda ke sejumlah pos penjagaan, seperti Bedono, Tuntang, dan Secang.

Namun, selain militer, jalur rel perbukitan ini juga pada masanya menjadi prasarana distribusi kopi.

Dalam buku Stasiun Kereta Api, Tapak Bisnis dan Militer Belanda, produksi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah (2014), ditulis bahwa wilayah Jambu dan Bedono, sejak abad ke-18 Masehi, menjadi salah satu sentra penghasil kopi terbaik di Jawa Tengah. Kopi robusta di perbukitan itu ditanam pada masa tanam paksa.

Sebelum alat transportasi kereta api masuk ke Indonesia tahun 1864, kopi dikirim ke Semarang dengan gerobak yang ditarik lembu atau kerbau.

Melalui perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indisch Spoorweg Matschapij (NISM), pada 1902, Belanda merintis pembangunan rel Ambarawa-Secang (Magelang).

Pembuatan jalur ini menantang karena membelah bukit hingga membuat jalur berkelok agar kereta lebih mudah menanjak. Sekitar 3.000 pekerja terlibat dengan dana 390.000 gulden. Jalur ini dibuka 1 Februari 1905.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com