Seakan terpenjara, laguna Pulau Rufas bak taman laut nan jernih. Di ujung pintu masuk Pulau Rufas, sebuah rumah kayu beratapkan daun sagu kering berdiri. Sementara di sisi ujung kiri titik masuk terbentang dermaga.
Saya memutuskan untuk mendaki bukit Pulau Rufas begitu tiba di dermaga. Pemandangan dari sisi atas Pulau Rufas mungkin berbeda. Di atas bukit terdapat satu pondok yang terpantau tak terawat.
Alas sepatu tak menggigit batuan kapur. Tak ada pegangan untuk menuju pondok itu. Bahaya selalu mengikuti ketika mendaki. Berpegangan dengan ranting pohon dan batuan karst bisa jadi salah satu cara yang aman untuk mendaki.
Dari atas pondok bukit, saya masih harus menaiki tangga. Tangga tersebut membawa saya ke lantai dua pondok. Dari sana, laguna Pulau Rufas terlihat menawan.
Seorang pemandu wisata paket wisata bahari PT Pelni lainnya, Rani mengatakan obyek wisata Pulau Rufas belum banyak dikunjungi oleh wisatawan. Ia menuturkan pihak-pihak travel agent di Raja Ampat belum banyak menyediakan tujuan wisata ke Pulau Rufas.
"Sampai sekarang belum banyak yang masukin Pulau Rufas ke itenerary wisata," jelasnya.
Di Pulau Rufas juga terdapat pantai berpasir putih. Di pinggir pantai tumbuh pohon seperti pohon pinus. Di tengah pulau, sudah terdapat fasilitas seperti homestay dan kamar mandi hasil swadaya seorang warga Desa Pam. Homestay tersebut disewakan untuk wisatawan.
Ah, Pulau Rufas seperti mutiara tersembunyi dari Raja Ampat. Keindahannya terbenam di dasar laut. Tersisihkan oleh keindahan Wayag, Pianemo, juga Misool di Raja Ampat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.