Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Pariwisata, KA Yogyakarta-Magelang Akan Diaktifkan

Kompas.com - 08/11/2016, 19:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lintas Kereta Api non-operasi Yogyakarta-Jawa Tengah yang berhenti beroperasi sejak tahun 1978 direncanakan akan diaktifkan kembali untuk menggenjot sektor pariwisata.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (9/11/2016), mengatakan untuk memacu reaktivasi tersebut, pihaknya mengecek langsung sejumlah titik lokasi perlintasan KA yang ada saat ini serta alternatif titik perlintasan KA Yogyakarta-Magelang.

(BACA: Liburan Murah ke Solo? Ini Panduan Lengkapnya...)

Dalam peninjauannya tersebut Budi Karya didampingi Dirjen Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono dan Dirut PT KAI Edi Sukmoro.

Budi mengatakan bahwa reaktivasi jalur lintas KA Yogyakarta - Magelang akan dilanjutkan sampai ke Borobudur dalam upaya untuk lebih mendorong kunjungan wisatawan khususnya ke Candi Borobudur di Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

"Rencana reaktivasi ini untuk supaya Candi Borobudur lebih laku", katanya.

(BACA: Mau Jajal "Merapi Lava Tour"? Simak Dulu Tips Ini)

Dia menuturkan bahwa Candi Borobudur di Jawa Tengah termasuk dalam titik destinasi wisata yang diutamakan selain Danau Toba di Sumatera Utara dan Mandalika di Pulau Lombok.

Akan tetapi, lanjut Menhub, persoalan aksesibilitas transportasi menjadi suatu kendala yang dihadapi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur.

KOMPAS.COM/NAZAR NURDIN Sejumlah wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi Pura Mangkunegaran di Solo, Jawa Tengah.
"Kita memikirkan bagaimana aksesibilitas itu bisa secara integrated (terpadu) tergabung dengan titik-titik daerah wisata yang ada. Bisa dibayangkan ada suatu konektivitas rel, kereta api bisa ke Candi Borobudur, Solo, Jogja dengan frekuensi yang tinggi sehingga turis punya banyak pilihan. Ini menjadi pusat-pusat ekonomi yang bagus," katanya.

Bahkan, menurut Menhub, ke depan Solo-Yogya-Borobudur akan diintegrasikan dengan Semarang yang memiliki wisata bahari.

Budi menilai upaya reaktivasi perlintasan KA Yogyakarta-Magelang ini menjadi persoalan yang tidak mudah karena adanya bangunan-bangunan yang telah berdiri dan menjadi tempat tinggal masyarakat.

Jika rencana rekativasi itu dilanjutkan akan menimbulkan persoalan finansial dan sosial yang berat di masyarakat.

Karena itu, Kemenhub akan melakukan upaya lain dengan membangun perlintasan KA baru yang rencananya akan dimulai pada pertengahan tahun 2018.

Diharapkan pembangunan jalur KA Yogyakarta-Magelang ini selesai pada 2019. "Pembebasan tanah dua tahun, pembangunan pertengahan 2018 dan selesai 2019," katanya.

Budi mengatakan estimasi biaya yang diperlukan untuk merealisasikan pembangunan perlintasan KA sepanjang 40 kilometer itu sekitar Rp 5-6 triliun yang bersumber dari APBN dan swasta.

KOMPAS/HARIS FIRDAUS Sejumlah wisatawan mancanegara memotret seorang abdi dalem di Keraton Yogyakarta, Kamis (17/9/2015). Selama bulan September, kunjungan wisatawan mancanegara ke Keraton Yogyakarta relatif stabil, yakni sekitar 400 orang per hari.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Prasetyo memaparkan nantinya jalur KA Yogyakarta-Magelang ini akan mengikuti jalur jalan raya yang ada.

"Jalur akan mengikuti jalur jalan raya yang ada saat ini, sekarang ini jalan provinsi akan ditingkatkan menjadi jalan nasional. Jadi nanti yang dibangun yang dari Stasiun Sentolo ke utara (arah Magelang)," katanya.

Prasetyo menambahkan untuk lebih meningkatkan kunjungan wisata khususnya di Yogyakarta, Solo, dan Candi Borobudur nantinya KA yang melayani rute ini akan didesain secara khusus begitu juga dengan stasiun yang dilalui juga akan didesain dengan mengusung budaya kearifan lokal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com