Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Meresapi Keindahan Sendratari Ramayana di Uluwatu

Kompas.com - 09/11/2016, 05:19 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Mulai banyak penonton yang meniggalkan tempat duduknya. Mulai dari satu, dua, lama lama jadi sepuluh kemudian jadi 20. Ada penonton yang tahu diri dengan berjalan bergegas takut menggangu penonton lain. Ada juga penonton yang justru asyik berteriak memanggil-manggil temannya untuk keluar lewat jalur masuk. Suaranya menyaingi penari kecak. 

Gelombang penonton yang keluar ini terus terjadi sampai akhirnya berhenti saat kemunculan penari Hanoman yang aksi kocaknya berhasil menghibur banyak penonton. Saya akhirnya berhasil fokus menonton sendratari Ramayana, di babak tiga perempat kisah sebelum final. 

Menonton sendratari Ramayana di komplek Pura Uluwatu ini nyatanya tak seindah pengalaman saat saya pertama kali menonton empat tahun lalu. Saya kemudian bertanya pada wisatawan asal Polandia yang duduk di sebelah saya, Mat. "Saya suka pertunjukannya, tapi saya kira terlalu ramai penontonnya. Padahal lucu dan menghibur pertunjukannya," kata Mat. 

Serupa dengan Mat, Lulu dan Erwin wisatawan domestik juga mengatakan jika jumlah penonton terlalu ramai sehingga mengurangi kenikmatan menonton. 

Sedangkan Wayan, salah satu penari kecak mengatakan kalau akhir pekan memang ramai sekali pengunjungnya. "Biasanya hari Senin atau Selasa yang agak sepi," kata Wayan saat saya tanya setelah pertunjukkan selesai.

Setelah menonton sendratari Ramayana di komplek Pura Uluwatu untuk kedua kalinya, apakah saya masih berminat menonton? Tentu iya, sendratari ini masih sama memukau dan menghibur dengan yang saya tonton empat tahun lalu.

Gerak tari masih sama luwes, busana panggung para penari masih sangat indah, bahkan hiburan dan lelucon yang disampaikan di sendratari bertambah lucu. 

Namun saya berjanji pada diri sendiri, jika saya akan menonton sendratari Ramayana lagi, saya akan datang lebih awal agar dapat tempat duduk terbaik, tak membelakangi senja. Apalagi terhalang oleh penonton yang bubar di tengah acara dan tentunya saat hari Senin atau Selasa dengan jumlah penonton yang lebih manusiawi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com