Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romantisme Senja di Kampung Nelayan Bajo Mantigola

Kompas.com - 10/11/2016, 08:12 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

WAKATOBI, KOMPAS.com - Mereka masih asyik berfoto bersama, mengabadikan indahnya senja di Kampung Nelayan Bajo Mantigola, Kaledupa. Suara tawa gembira membahana, mengajak serta keceriaan Jakarta ke salah satu bagian dari wilayah Sulawesi Tenggara.

Marthen Gosal Spark, salah satu peserta ekowisata yang digelar Synthesis Development dan WWF Indonesia, tak mampu menyembunyikan suka citanya. Berkali-kali laki-laki asli Manado ini terlihat berswafoto. 

Berbagai gaya dia lakukan. Mulai dari mempermainkan gestur tubuh, jari, hingga mimik muka kocak. Marthen tertangkap gawai temannya, Patricia Herjanto, berpose bersama warga Bajo Mantigola.

(BACA: Saya Kira Wakatobi Ada di Jepang...)

Dia tak merasa risih, kendati tampilan visual dan gayanya demikian berbeda dengan anak-anak Bajo yang mengerubunginya. 

"Seru. Asyik," katanya. 

Andy Lumenta, wisatawan asal Jakarta yang juga peserta Ekowisata menimpali, "Betul seru. Mereka bahkan menyebut Patricia sebagai artis Korea".

Patricia memang berkulit putih bersih, wajah mungil dengan mata sipit dan gaya busana a la Yoona yang kerap wira wiri di televisi kita.

Patricia Herjanto Gunadi, peserta Ekowisata Synthesis Development-WWF Indonesia, bersama anak bajo Mantigola tengah menyaksikan panorama mentari tenggelam di Kampung Nelayan Bajo Mantigola, Kaledupa, Sulawesi Tenggara.
Annisa Ruzuar, Co-founder Jelajah Biru yang mengemas gelaran Ekowisata ini menjelaskan, mengenal suku Bajo Mantigola adalah bagian dari upaya mendekatkan wisatawan dengan kampung nelayan ini di Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

"Bukan hanya lingkungan hidup berupa alam dan ekosistemnya, melainkan masyarakat lokal yang unik dengan budaya dan tradisinya," ujar dia.

Annisa menambahkan, bagi wisatawan yang suka wisata bahari namun belum bisa berkegiatan untuk menjelajah "surga bawah laut" Wakatobi, kehidupan Kampung Nelayan Bajo Mantigola sangat menarik untuk dikenali lebih dekat.

"Apalagi panorama matahari terbenamnya (sunset) demikian indah," tandas Andy.

Kaum pengembara

Nelayan suku Bajo Mantigola dulunya dikenal sebagai kaum pengembara. Mereka hidup dengan cara berburu, dan nomaden.

Mereka bisa berbulan-bulan mengarungi lautan mencari ikan dengan leppa, untuk kemudian kembali dengan hasil yang hanya mencukupi kebutuhan pangan diri dan keluarganya. Mereka juga tidak mengenal ekonomi dengan alat tukar transaksi uang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com