Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menziarahi Tanah Batak dari Legenda Sigale-gale

Kompas.com - 11/11/2016, 21:01 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Tantangan untuk mengenalkan kembali Danau Toba sebagai destinasi wisata berkelas dunia pun mencuat. Pada 2015, pemerintah pun lalu menetapkan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 destinasi prioritas.

"Kami menargetkan Danau Toba dijadikan destinasi wisata utama kelas dunia (kembali), dengan upaya-upaya yang akan dilakukan," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, seperti dikutip Kompas.com, Senin (5/9/2016).

FDT merupakan salah satu upaya yang dimaksudkan Arief. Namun, tentu saja tak cuma itu. Tak kurang, Presiden Joko Widodo lalu menegaskan fokus pengembangan Danau Toba dalam rapat kabinet terbatas pada akhir Agustus 2016.

Dalam rapat itu, Presiden menyampaikan enam poin penting terkait Danau Toba. Pertama, pembangunan zona otorita wisata. Ada kawasan seluas 600 hektar yang telah disiapkan pemerintah untuk pembangunan hotel mewah, resort, convention center, dan lapangan golf.

"Pengembangannya berkonsep ekowisata," ujar Arief Yahya seperti dikutip Kompas.com, Jumat (26/8/2016).

Kedua, pengembangan Bandara Silangit dan Sibisa. Dari situs web Bandara Silangit, rencana pengembangan bandara terakhir diinformasikan telah dimulai pada 2015.

Bandara dibuat menjadi sepanjang 2.650 meter dan lebar 35 meter sehingga sudah bisa dilalui pesawat berbadan lebar.

Saat ini penerbangan langsung dari Jakarta—yang notabene masih jadi pintu masuk utama ke Indonesia—sudah difasilitasi dua maskapai, yakni Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia.

Nah untuk sampai di daerah tujuan wisata di sekitar Danau Toba, wisatawan bisa menumpang taksi dari bandara yang sudah dibangun sejak masa sebelum kemerdekaan itu. Tarif taksi berkisar Rp 50.000 - Rp 550.000 tergantung jauh dekat lokasi.

(Baca: Perlu Taksi dari Bandara Silangit ke Danau Toba? Ini Daftar Harganya...)

Adapun Bandara Sibisa, landasannya akan diperpanjang menjadi 2.250 meter dan lebar 30 meter dari ukuran semula yang hanya 750 meter dan lebar 35 meter.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Suasana obyek wisata Pantai Indah Permai di Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (20/8/2016). Danau Toba adalah salah satu obyek wisata yang wajib dikunjungi jika berkunjung ke Tanah Batak.

Ketiga, pengambangan jalan tol. Dalam rencananya, pemerintah akan mengembangkan jalan tol Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 98,5 kilometer. Rencana itu segera dimulai pada 2017.

"Rencananya akan rampung pada 2019," ujar Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, beberapa waktu lalu.

Keempat, pembangunan Taman Bunga Nusantara sebagai obyek wisata baru. Rencananya, Samosir dan Humbang Hasundutan jadi lokasi yang dipilih.

Kelima, Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba akan digelar tiap tahun. Presiden menilai, pergelaran ini bisa dijadikan sebagai media pemersatu budaya Batak.

Terakhir, konsentrasi soal kelestarian Danau Toba. Luhut menyatakan, pembersihan lingkungan Danau Toba akan dievaluasi. Selama ini Toba dipenuhi keramba jaring apung.

(Baca: Rencana Jokowi Kembangkan Danau Toba Jadi Destinasi Wisata Unggulan)

Akankah "si anak kesayangan" Toba akan kembali bersolek dan tampil memikat wisatawan

Lagi-lagi, tak cukup bila hanya pemerintah yang berupaya mengenalkan potensi pariwisata, termasuk Toba. Bagi Anda yang juga punya hobi menjelajah, bagikan saja cerita-cerita perjalanan ke destinasi nusantara lewat beragam cara, termasuk melalui media sosial.

Biar lebih mengena, pasang saja tanda pagar (tagar) atau hashtag #ceritadestinasi di setiap unggahan cerita Anda. Khusus untuk Twitter dan Instagram, bisa disebutkan pula @ceritadestinasi di dalam unggahan.

Adapun di Facebook, fan page Cerita Destinasi dapat jadi salah satu tempat memajang cerita perjalanan wisata Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com