Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Raya Bogor, dari Pangkalan Kuda hingga Laksa Lezat

Kompas.com - 16/11/2016, 08:03 WIB

Dahulu, berdasarkan penelusuran di internet, di Cimanggis terdapat pangkalan kuda, tempat mereka yang dalam perjalanan beristirahat dan mengistirahatkan kuda-kuda mereka. Kini, kawasan yang diperkirakan berada di Km 32 itu menjadi Pasar Cisalak.

Woody dan pabrik biskuit

Setelah bertahan sekitar 100 tahun, pamor Jalan Raya Bogor meredup bertepatan dengan adanya Jalan Tol Jagorawi pada 1974. Jika mobil dan bus wisata memilih tol, Jalan Raya Bogor selebar 2 x 7 meter itu kini menjadi pilihan utama pesepeda motor, karyawan pabrik di Cimanggis, Depok, dan Pasar Rebo, Jakarta Timur, serta mereka yang beraktivitas di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur.

Di Cibinong, sebuah rumah makan yang menyajikan menu laksa masih eksis hingga kini sejak berdiri tahun 1952. Wawa Gunawan atau Lauw Hoa Nio (61) merupakan generasi kedua yang menjalankan usaha itu.

”Tempat mama saya, Thung Bit Nio (almarhum), jualan dulu, ya, di sini lokasinya, tapi dulu masih maju di depan sana. Karena pelebaran jalan beberapa kali, kami harus mundur. Dulu warungnya kecil, dindingnya hanya dinding kayu,” tuturnya ketika ditemui pada Rabu (26/10/2016).

Dulu, warung laksa ini selalu laris manis, idola wisatawan yang mampir dalam perjalanan ke Bogor dari Jakarta.

”Sekarang, sejak ada Jalan Tol Jagorawi, lebih sepi. Tapi, saya membuka di tempat peristirahatan di jalan tol untuk bisa bertahan sambil menerima pesanan. Yang masih mampir ke sini pelanggan-pelanggan lama. Dulu orangtuanya sering ke sini, sekarang anaknya, jadi turun-temurun juga,” ucapnya.

Wawa bercerita, Cibinong dulu terkenal dengan pepayanya. Pepaya Cibinong bentuknya lonjong, manis agak asam, dan segar. Sayang, kini tak ada lagi yang menjual pepaya ini karena tak ada lagi yang menanam.

Masih di Kecamatan Cibinong, tepatnya di Desa Pabuaran, Tan Bun San atau yang akrab disapa Sawal (34) juga meneruskan usaha ayahnya, Tan Wie Bun (64), yang berdagang kerajinan gerabah dan mainan anak-anak dari kayu.

Di Km 31,8 daerah Cisalak, Kota Depok, Lindasari Wihardja (52) juga meneruskan usaha jualan tape uli mertuanya. ”Dulu, kalau orang mampir dan beli oleh-oleh di sini sampai antre panjang sekali. Sekarang jarang. Anak-anak sekarang mana doyan tape uli, senangnya makanan fastfood,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com