Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia, "The Famous Next Destination" dari China Travel and Leisure

Kompas.com - 17/11/2016, 10:06 WIB

SHANGHAI, KOMPAS.com – Kembali Wonderful Indonesia diapresiasi oleh media global yang berbasis di China yakni China Travel and Leisure yang memiliki edisi majalah dan digital.

Kali ini Indonesia ditetapkan sebagai The Famous Next Travel Destination, dalam acara 10th Anniversary China Travel and Leisure Award di Wanda Reign Shanghai, Selasa (15/11/2016).

Siaran pers Kemenpar kepada KompasTravel, Rabu (16/11/2016), menyebutkan award itu diterima Sesmen Kemenpar Ukus Kuswara didamping Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Wilayah Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu.

(BACA: Suvenir "Nyeleneh" dari China, Kaleng Udara Polusi)

Penghargaan ini terbilang strategis, mengingat reputasi media yang memberikan benar-benar independen dan yang punya sejarah panjang dalam reportase tour, travel dan destinasi wisata dunia. China Travel and Leisure juga sudah menjadi rujukan traveler Asia.

“Terima kasih China Travel and Leisure. Penghargaan yang bermakna karena diberikan oleh media di China yang semakin paham akan potensi new destination atau next destination,” kata Sesmen Kemenpar, Ukus Kuswara.

Bagi Kemenpar, klaim next destination ini sangat bagus. Karena China adalah salah satu pasar potensial, dan ditempatkan sebagai originasi utama bagi Indonesia.

“Next destination itu memberi rasa optimis bagi kami, untuk mendatangkan wisman dari China,” kata Ukus Kuswara.

ARSIP KEMENPAR Indonesia kembali meraih penghargaan sebagai 'The Famous Next Travel Destination' dari majalah travel terkemuka di China yakni China Travel and Leisure, Selasa (15/11/2016), pada acara '10th Anniversary China Travel and Leisure Award' di Wanda Reign Shanghai. Penghargaan diterima oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara (kanan) didampingi Asdep Asia Pasifik Vinsensius Jemadu.
Menurut Ukus, outbound traveler China sudah menembus 120 juta di tahun 2015. Mereka menyebar ke seluruh dunia, termasuk negara-negara Eropa dan Amerika. Mereka juga ke Asia Tenggara dan yang ke Thailand lebih dari 8 juta tahun 2015.

“Yang ke Indonesia baru 1,2 juta saja atau 1 persen dari seluruh wisatawan China yang ke luar negeri,” katanya.

Ukus juga mengucapkan selamat kepada Menpar Arief Yahya yang sekali menekankan bahwa Kemenpar harus berani berkompetisi, bersaing di level global. Karena itu harus senantiasa menggunakan standar global. “Kini, semakin banyak lembaga-lembaga internasional yang respek dan mengakui kinerja percepatan Kementerian Pariwisata RI,” ujarnya.

(BACA: Jokowi: Kampanyekan Pariwisata Indonesia di China)

Apa yang membuat Wonderful Indonesia mendapat respons positif dan diakui sebagai yang terbaik oleh China Travel and Leisure? Pertama, Wonderful Indonesia sudah mulai mendapatkan reaksi yang bagus dari pasar China. Gambarannya sudah bisa dilihat di periode Januari – Agustus 2016 di mana kunjungan wisatawan China mencapai  980.184 orang.

Angka itu mampu menggeser Singapura yang menyumbang 939.231 wisman ke Indonesia. Sebuah prestasi besar mengingat, Singapura tak pernah absen sebagai penyumbang wisman terbanyak ke Indonesia. “Wisman China sudah nomor satu. Dan beberapa bulan ini, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sudah menembus angka di atas satu juta wisman,” tambah Ukus.

Salah satu faktor yang menyebabkan wisatawan China melirik Indonesia adalah kampanye yang didukung Presiden Joko Widodo. "Masyarakat China dirayu untuk menikmati eksotisme alam dan keindahan budaya nusantara,” ungkap Ukus.

ARSIP BIRO HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENPAR Peserta famtrip ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, yang terdiri dari para jurnalis China berfoto bersama dengan Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu (tengah mengenakan kaus kuning) dan awak kapal pinisi Sea Safari VII, Sabtu (11/6/2016).
Faktor ini dinilai punya pengaruh besar mengingat outbound warga China bepergian ke luar negeri pada 2015 sebanyak 120 juta orang.

“Yang ke Thailand sudah 8 juta wisman. Ke Korea, Hongkong dan Jepang angkanya juga lumayan tinggi. Tapi yang ke Indonesia baru 1 persen atau masih di angka 1,2 juta orang. Ini yang coba dikejar,” kata Asisten Deputi Pemasaran Asia Pasifik Kemenpar, Vinsensius Jemadu.

Hal lain yang ikut mempengaruhi adalah kebijakan Bebas Visa Kunjungan. Saat ini, sudah ada 169 negara yang sudah masuk ke dalam daftar Bebas Visa Kunjungan.

China, Singapura, Australia serta Jepang yang ada di top 5 penyumbang wisman terbanyak ada dalam daftar BVK. “Sejak Perpres turun, Kemenpar langsung action menyosialisasikan kemana-mana. Dan itu kami promosikan juga,” kata Vinsensius Jemadu. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com