Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakatobi, Keseimbangan Daratan dan Lautan

Kompas.com - 18/11/2016, 09:21 WIB

LAUTAN, dan terutama pesona bawah laut, merupakan hal utama yang terlintas di pikiran tentang Wakatobi. Impresi itu tidak salah karena sekitar 90 persen keragaman terumbu karang di dunia berada di dalam laut Wakatobi yang merupakan gabungan suku kata depan empat pulau di wilayah kepulauan tersebut, yakni Wangiwangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko.

Berdasarkan catatan Kompas, sekitar 750 jenis terumbu karang, dari sekitar 850 jenis di dunia, ada di Wakatobi. Karena itulah, Wakatobi termasuk salah satu dari 10 tujuan wisata yang pembangunannya menjadi prioritas pemerintah pusat.

Adapun sembilan daerah lain yang juga beroleh status prioritas tersebut adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, dan Morotai.

Keragaman terumbu karang di Wakatobi juga termasuk yang diperhitungkan dalam jejaring negara-negara Coral Triangle Initiative (CTI) on Coral Reefs Fishery and Food Security, yakni Indonesia, Filipina, Malaysia, Timor-Leste, Papua Niugini, dan Kepulauan Solomon.

Ini sekalipun sejumlah hal juga mengancam keberlangsungannya, seperti penangkapan ikan dengan metode tidak lestari dengan menggunakan bom atau sianida, pemutihan (bleaching) menyusul pemanasan iklim, sedimentasi menyusul pembangun di daratan, dan sebagainya.

Namun, pesona bawah laut itu tetap mengundang sejumlah wisatawan untuk datang karena pesona bawah laut Wakatobi tetap menarik dan cenderung mudah dijangkau menyusul titik-titik penyelamannya yang relatif banyak.

Underwater nirvana. Begitulah kata Jacques Cousteau (Jacques-Yves Cousteau, oseanografer dan salah seorang penemu perangkat selam SCUBA), ihwal pesona bawah laut Wakatobi.

Akan tetapi, rupanya Wakatobi bukan melulu tentang laut. Pesona di darat, terutama yang terkait dengan aspek sosial budaya, juga tak kalah memesona.

Sebagian untuk tujuan mengenalkan sisi lain Wakatobi itulah, pada 14-20 September lalu sejumlah jurnalis dan awak media melakukan kunjungan ke Wakatobi yang statusnya pada 1996 adalah sebagai wilayah taman nasional.

Kunjungan tersebut difasilitasi Swisscontact, lembaga berbentuk yayasan berorientasi bisnis pada bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Segera setelah tiba di Wangiwangi, setelah menumpang Kapal Motor Uki Raya 06 dengan volume 83 GT (gross tonnage) dari Kota Baubau yang semalaman membelah Laut Banda sejak Rabu (14/9/2016) hingga Kamis (15/9/2016) pagi, Kompas langsung bersiap menuju Tomia. Sebetulnya, pelayaran dari Kota Baubau menuju Wangiwangi bukanlah satu-satunya pilihan.

Penerbangan menuju Bandara Matahora, Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi, bisa saja ditempuh dari Jakarta setelah sebelumnya transit di Makassar dan Kendari. Namun, terkadang pelayaran mesti ditempuh menyusul rute udara yang kerap terlalu padat sehingga tidak memungkinkan beroleh tiket dalam waktu seketika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com