DI Kudus, semangkuk soto daging kerbau menjadi kawan yang sebanding bagi seporsi pindang daging kerbau.
Rasanya sulit memilih satu di antaranya karena soto dan pindang daging kerbau sama-sama menyajikan cita rasa daging kerbau yang empuk dengan racikan bumbu yang merasuk menjerat lidah.
Salah satu warung makan yang menyediakan soto dan pindang kerbau adalah warung Pak Sulichan. Lokasinya berada di Taman Bojana, pusat kuliner dan perbelanjaan khas Kudus, tak jauh dari pusat kota Kudus, Jawa Tengah.
Selain warung Pak Sulichan, sebenarnya ada beberapa pilihan warung lain yang juga menyediakan menu serupa, berbahan baku daging kerbau. Ini menunjukkan betapa olahan daging kerbau telah menjadi bagian kehidupan masyarakat Kudus.
Hal ikhwal daging kerbau tersebut, konon karena masyarakat Kudus pernah ”dilarang” mengonsumsi daging sapi. Sunan Kudus yang kala itu menyebarkan agama Islam di Kudus, menyosialisasikan agama Islam kepada penduduk yang memeluk agama Hindu dan Buddha dengan cara simpatik.
Agar tak menyinggung masyarakat yang menyucikan hewan sapi lantaran mayoritas warga masih memeluk agama Hindu ketika itu, Sunan Kudus meminta masyarakat Muslim mengganti konsumsi daging mereka dari sapi menjadi kerbau.
Hingga saat ini, kebiasaan mengonsumsi daging kerbau masih terus ada dan berlanjut di Kudus. Tak hanya menu masakan soto dan pindang, bahkan sate pun menggunakan daging kerbau di kota ini.
Siang itu kami memilih mencicip soto dan pindang kerbau di warung Pak Sulichan karena warung Pak Sulichan tergolong legendaris. Warung ini konon sudah berdiri sejak tahun 1968 dan telah beberapa kali berpindah tempat jualan.
Meski ukuran warungnya kecil, di antara warung-warung lainnya, warung Pak Sulichan tampak paling ramai. Kursi-kursi penuh pengunjung yang menantikan pesanan mereka dengan tak sabar.
Sebagian pengunjung lainnya tampak asyik menikmati hidangan di depan mereka, tak terkecuali rombongan tim Selisik Batik Kompas. Mereka ada yang memesan soto, ada pula yang memesan menu pindang.
Selain soto dan pindang daging kerbau, warung Pak Sulichan juga menyediakan soto dan pindang ayam. Namun, soto dan pindang daging kerbau masih menjadi ”buruan” pengunjung.
Menu pelengkap lain berupa otak, paru, perkedel, dan kerupuk rambak yang tersaji di atas meja juga tak kalah memikat untuk dicicipi. Tambahan lauk tersebut membuat semangkuk soto dan sepiring pindang kerbau makin mantap untuk dinikmati.
Soto daging kerbau, dari penampakannya tak terlalu berbeda dengan soto daging sapi atau ayam. Keduanya sama-sama disajikan dalam mangkok dengan bahan pelengkap, seperti taoge dan potongan daging kerbau dengan ukuran cukup besar. Tak lupa limpahan bawang merah goreng di atasnya.