Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Jadi Awak Kabin Pesawat Emirates

Kompas.com - 22/11/2016, 20:05 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

DUBAI, KOMPAS.com - Emirates, maskapai asal Uni Emirat Arab, merupakan salah satu maskapai penerbangan internasional yang digemari orang Indonesia. Selain rutenya yang beragam, awak kabin Emirates juga terkenal ramah. 

Untuk penerbangan dari Jakarta, pasti selalu tersedia awak kabin yang bisa berbahasa Indonesia. Seperti halnya awak kabin dari maskapai-maskapai penerbangan yang memiliki rute jarak jauh, ada tantangan tersendiri yang dialami para awak kabin.

"Kalau sudah terbang berjam-jam dan di udara, stres itu pasti ada. Makanya awak kabin harus bisa menjaga emosi dengan baik," ungkap Ronald Hartono Wibowo, Leadership Training Specialist Cabin Crew Training Emirates, saat ditemui KompasTravel di kantor Emirates Aviation College - Crew Training, Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (21/11/2016). 

Ronald adalah orang Indonesia yang sudah bekerja selama 18 tahun di Emirates. Ia memulai karirnya sebagai awak kabin. 

"Bisa dibilang saya merupakan grup pertama dari Indonesia yang bekerja di Emirates. Ada puluhan waktu itu, kami yang pertama dari Indonesia," kata Ronald.  

Ronald menuturkan ada anggapan bahwa bekerja sebagai awak kabin terlihat menyenangkan. "Kami terlihat bepergian ke mana-mana, sekarang di Paris, besok sudah di Australia," tuturnya.  

Ia mengakui sangat menikmati pekerjaannya saat menjadi awak kabin. Namun, pekerjaan awak kabin terbilang berat. Selain harus bisa menjaga emosi, awak kabin dituntut untuk bisa kerja dalam tim dan luwes.  

"Kami harus bisa melayani penumpang dengan baik, jadi harus supel," katanya.

KOMPAS.COM/NI LUH MADE PERTIWI F Ronald Hartono Wibowo, Leadership Training Specialist Cabin Crew Training Emirates yang telah bekerja di Emirates selama 18 tahun.

Pekerjaan yang menuntut bepergian selama berjam-jam dan jarak jauh, mengharuskan awak kabin untuk menjaga kondisi fisik mereka. Selain itu, walau lelah, awak kabin harus tetap melayani penumpang dengan sebaik mungkin. 

"Jadi, untuk menjadi awak kabin memang harus passion juga," kata Ronald.  

Setiap awak kabin biasanya memiliki pengalaman berkesan saat menghadapi penumpang. Ronald mengakui, terkadang hal-hal sepele yang dilakukan penumpang bisa membuat awak kabin begitu senang dan merasa dihargai. Hal ini pun bisa membangkitkan semangat kerja mereka. 

"Cukup dengan penumpang menyapa kami di akhir penerbangan, itu sudah membuat senang. Ketika kami menyapa 'terima kasih', lalu dibalas 'terima kasih, perjalanannya sangat menyenangkan', itu sudah sangat berarti bagi kami," cerita Ronald. 

Ia menuturkan pengalaman berkesan baginya adalah ketika ada penumpang yang akan turun dari pesawat, menjabat tangannya dengan erat dan menguncapkan terima kasih.

"Hal ini terkesan sederhana, tapi bagi saya, ini sangat berkesan," kata Ronald. 

Jadi tips terbaik untuk penumpang, janganlah lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada para awak kabin yang sudah melayani di pesawat. Ucapan terima kasih yang terkesan sederhana, ternyata bermakna dalam bagi para awak kabin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com