Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liburan Sambil Kerja di Australia, Tak Perlu Gengsi Pilih Jenis Pekerjaan

Kompas.com - 24/11/2016, 13:04 WIB

MELBOURNE, KOMPAS.com - Banyak orang yang memimpikan bisa berlibur ke luar negeri dalam waktu lama, sekaligus bisa bekerja di sana, bahkan bisa kursus singkat di sana. Pemerintah Australia ternyata telah membuka peluang itu dan sudah banyak yang mencobanya.

Merdekawati Evanglie Weken, akrab dipanggil Eka, adalah salah satu pemuda asal Indonesia yang berada di Australia dengan visa jenis working holiday atau visa liburan kerja.

Untuk bisa mendapatkan pekerjaan di Australia, Eka mengaku tidak pernah gengsi dengan berbagai jenis pekerjaannya di sana. Sebaliknya, ia merasa bangga karena berani ambil keputusan untuk mencari pengalaman kerja di Australia.

Eka yang kini berusia 24 tahun memutuskan pergi ke Australia, karena sejak berada di bangku sekolah ia selalu ingin merasakan tinggal di luar negeri. Tiba di Australia bulan Juni 2016 lalu, Eka kini tinggal di Melbourne.

Lewat jenis visa liburan kerja atau working holiday visa yang dikeluarkan oleh pemerintah Australia, ia merasa kesempatan ini terlalu sayang untuk dilewatkannya. Berikut bincang-bincang Erwin Renaldi dari Australia Plus dengan Eka.

Apa yang menjadi persyaratan tersulit bagi Eka saat mendaftar?

Bagi saya dari segi dana, karena (saat itu) saya pribadi belum memiliki uang sebesar Rp 50 juta. Saya harus berkomunikasi dengan orangtua saya, sehingga puji Tuhan saya diberikan kesempatan bisa menggunakan dana dari orangtua saya sebagai salah satu persyaratan working holiday visa.

Salah satu persyaratan visa ini adalah memiliki kemampuan bahasa Inggris aktif, atau setara dengan nilai IETLS 4,5. Ini tidak sulit bagi Anda?

Saya melakukan latihan, ikut kursus persiapan. Jadi kalau kita belajar sambil latihan-latihan, pasti nilai 4,5 bukanlah hal yang sulit untuk bisa diraih.

Bagaimana cara Anda mendapat informasi kerja dan apa pekerjaan pertama Anda?

Saya menggunakan situs pencarian kerja. Saat jalan-jalan juga melihat kaca jendela toko-toko atau restoran, tempat mereka biasanya memasang lowongan pekerjaan.

Saya juga menggunakan relasi yang ada di sini, jadi semua usaha dilakukan. Pekerjaan pertama saya di toko yang menjual suvenir, seperti kaos, di pasar Queen Victoria Market,  kota Melbourne.

Itu semua pekerjaan yang belum tentu Anda lakukan di Manado?

Ya, tapi pengalaman itu luar biasa karena saya bertemu dengan begitu banyak turis dan saya sangat menikmatinya. Jujur, saya tak pernah gengsi dengan pekerjaan yang sudah saya dapatkan di sini.

ABC Rural/Amy McCosker Pemegang visa 'working holiday' bekerja memetik nenas di kawasan Queensland selama 6 minggu (3/06/2016).
Apalagi ini pengalaman luar biasa, bisa bekerja di luar negeri. Saya merasa bangga ketika berani keluar dari zona nyaman di Indonesia, di Manado.

Saya berani ambil kerjaan apapun di sini, yang penting baik, halal, dan orangtua juga keluarga saya baik-baik saja dengan keputusan saya.

Hal apa yang paling Anda sukai dari pekerjaan Anda?

Sekarang saya bekerja di sebuah restoran Indonesia (di kawasan Pakenham, Melbourne). Saya melakukan hampir semuanya, kecuali memasak.

Jadi saya mempersiapkan bagian depan, meja, kursi, alat-alat makan, taking order, cuci piring, kadang jadi kasir.

Yang paling saya suka, karena kebanyakan pelanggannya adalah orang Australia, adalah saya bisa melatih bahasa Inggris saya, sekalian melihat bagaimana kebiasaan mereka. Tidak hanya mencatat pesanan, tapi ada komunikasi. Mereka juga tanya-tanya pengalaman saya di sini.

Tujuan dari visa ini adalah tidak hanya bekerja, tapi juga menikmati liburan, seperti mengeksplorasi tempat-tempat Australia. Bagaimana berbagi waktu antara jalan-jalan dan kerja?

Saya biasanya tidak mengambil kerja selama tujuh hari penuh. Maksimal lima sampai enam hari, jadi ada satu hari bisa jalan-jalan keliling kota. Kalau saya tidak bekerja sampai malam, setelah pulang biasanya juga jalan-jalan.

Sebagai pekerja asing, ke mana sebaiknya mengadu jika seandainya ada perlakuan tidak adil dari perusahaan atau pihak yang memperkerjakan Anda?

Kalau menurut saya, kita bisa lapor ke kantor Konsulat Jenderal RI. Tapi kita juga bisa menggunakan jejaring sosial yang ada, di Facebook pun ada grup working holiday visa sendiri, di mana kita bisa saling berbagi cerita atau mengetahui pengalaman orang lain.

Juga penting untuk punya relasi yang sama-sama orang Indonesia, jadi kita bisa berbagi cerita dengan mereka dan mereka pasti mau membantu kita. (Erwin Renaldi)

Baca juga: Berlibur Sambil Bekerja di Australia, Bahkan Bisa Sekolah, Inilah Caranya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com