TANA TORAJA, KOMPAS.com-Usai panen padi, beberapa pria saling berhadapan dan serang di lahan pertanian. Mereka bertarung tanpa senjata tajam alias bermodal badan.
Namun, pemandangan ini bukan perkelahian. Mereka menyerang lawan hanya lewat tendangan kaki.
Pertarungan seperti itu pada satu masa lalu merupakan tradisi di Tana Toraja. Adapun yang melakukan adalah laki-laki dewasa dan anak-anak setempat.
Namun, jangan salah sangka. Tradisi ini sama sekali bukan berarti para lelaki tersebut sekadar suka berkelahi.
"Perkelahian tersebut merupakan salah satu permainan tradisional Tana Toraja. Sisemba namanya, biasa dilakukan setelah panen sebagai ucapan rasa syukur." papar Benyamin Bara, Ketua Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Tana Toraja, kepada Kompas.com, Selasa (29/11/2016).
Meski hanya permainan, lanjut Benyamin, aksi tendangan yang dilakukan adalah benar adanya. Peserta akan terasa sakit ketika terkena tendangan itu.
"Meski sakit dan cedera, namun tidak ada dendam di antara pemain. Mereka ikhlas melakukannya," ujar Benyamin.
Penerimaan tersebut, lanjut Benyamin, bahkan berlaku ketika ada yang meninggal akibat Sisemba.
(Baca juga: Menyaksikan Tradisi "Sisemba" di Toraja Utara)
Permainan Sisemba punya beberapa variasi. Pertama, satu lawan satu. Untuk jenis ini melibatkan dua peserta yang akan saling berhadapan.
Kedua, permainan berpasangan. Pada variasi ini akan ada dua tim yang berhadapan. Masing-masing tim diwakili dua orang peserta yang harus berpegangan tangan.
Salah satu tim yang terlepas pegangan tangannya saat bertanding berpasangan akan dinyatakan kalah.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan