Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah di Balik Cantiknya Villa Yuliana

Kompas.com - 30/11/2016, 19:05 WIB
Muhammad Irzal Adikurnia

Penulis

SOPPENG, KOMPAS.com - Saat berkunjung ke pusat Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, bangunan unik dengan warna mencolok ini pasti menyita mata Anda. Bangunan di atas bukit tersebut bernama Villa Yuliana, landmark Kabupaten Soppeng dan merupakan peninggalan bangsa kolonial.

Di balik keunikan arsitektur Eropa bercampur Bugis, bangunan tersebut menyimpan sejarah panjang yang membalut "kota kalong" ini.

Vila tersebut dibangun bangsa kolonial mulai tahun 1905, selesai dan diresmikan setahun setelahnya yakni 1906. Pada saat itu, bertepatan dengan kelahiran Putri Yuliana anak yang ditunggu-tunggu dari Ratu Wilhelmina.

BACA JUGA: Indahnya Berwisata Sekaligus Belajar Perdamaian di Kabupaten Soppeng

“Saking cintanya kepada kerajaan, dan menghormati kelahiran tersebut, nama vila ini pun diambil dari nama calon putri mahkota Belanda, Putri Yuliana,” ujar Dodit, pemandu yang mengantar KompasTravel mengunjungi Villa Yuliana beberapa waktu lalu.

Farouk Adam, Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Soppeng menjelaskan asal usul Villa Yuliana yang dibangun untuk tempat peristirahatan para petinggi Kerajaan Belanda yang berkunjung ke Indonesia, tepatnya di Sulawesi.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Jantung kota Soppeng dilihat dari atas Villa Yuliana.
“Dahulu Raja Soppeng memiliki kesepakatan dengan kolonial, bahwa mereka (bangsa kolonial) oleh masuk ke Soppeng asal tidak mengganggu keamanan, kedamaian warga Soppeng. Raja lebih memilih diplomasi secara damai tanpa harus adanya petumpahan darah,” ujar Farouk.

Hal itulah yang membuat bangsa kolonial berdamai dengan Kerajaan Soppeng dan masyarakatnya. Maka Belanda pun bisa membangun Villa Yuliana di tengah kota Soppeng saat itu.

Menurut Farouk, hal tersebut terdokumentasikan pada literatur Hindia Belanda yang ada di situs resmi sejarah Belanda. Salah satu tempat yang dijuluki “Buitenzorg” atau tempat yang damai pada saat penjajahan ialah Soppeng dengan Villa Yuliana-nya, selain juga Bogor, Malang, dan Kaliurang.

Selain itu ia juga menjelaskan tentang lokasi vila yang berhadapan dengan istana raja Soppeng, tetapi lebih tinggi tanahnya. Hal tersebut memiliki arti politik yang diterapkan bangsa kolonial. Mereka menganggap kedudukan Kerajaan Belanda lebih tinggi dari pribumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com