Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blusukan di Pasar Dubai Demi Melihat Cincin Terbesar di Dunia

Kompas.com - 03/12/2016, 13:10 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

DUBAI, KOMPAS.com - Langkah kaki kami begitu cepat, seakan setengah berlari. Kami berada di tengah-tengah pasar di Kota Dubai, Uni Emirat Arab. Bukan karena pasar akan tutup sebentar lagi tetapi karena agenda kami begitu padat.

Malam sudah larut. Jika sesuai agenda, seharusnya kami sudah mulai menikmati makan malam. Alih-alih demikian, kami malah masih tengah asyik menjelajahi pasar tradisional.

Pasar ini begitu akrab di kalangan turis. Seakan tempat wajib dikunjungi wisatawan yang ingin melihat wajah tua Dubai. Di tengah gemerlap modernitas Dubai, turis bisa melihat sisi tradisional di pasar ini.

Ada dua shouq atau pasar dalam bahasa setempat, yang letaknya bersebelahan. Pasar pertama adalah Spices Shouq atau pasar rempah-rempah. Masuk ke dalam pasar di sisi yang berbeda adalah Gold Shouq atau pasar emas.

Sebelumnya, Gabriel, pemandu wisata dari Arabian Adventures yang mengantar rombongan jurnalis Indonesia dalam famtrip Emirates, Senin (21/11/2016), telah menceritakan sekilas tentang pasar emas ini. Pasar inilah tempat orang berburu emas dan segala rupa perhiasan serta aneka berlian.

"Orang lokal juga berbelanja di sini. Saya juga beli cincin pernikahan di pasar ini," kata Gabriel yang sebenarnya asli Rumania tetapi telah bekerja dan menetap di Dubai selama lima tahun.

Ia menuturkan ada banyak tempat di Dubai untuk berbelanja emas dan perhiasan, misalnya di mal dan pusat perbelanjaan lainnya. Namun hal yang berbeda adalah di shouq, harga bisa ditawar.

"Jadi Anda memang harus pandai menawar, tawarlah sampai 50 persen dari harga," tutur Gabriel.

Namun karena tergesa-gesa, kami tak sempat bertanya pada para pedagang mengenai harga emas dan perhiasan yang ditawarkan di pasar tersebut. Ada papan yang menunjukan harga emas pada hari itu. Sayangnya, saat saya mengecek papan tersebut, kolom harga malah kosong.

Sepanjang masuk ke dalam pasar dipenuhi toko-toko yang begitu terang benderang. Begitu kontras dengan suasana di luar pasar yang gelap karena malam sudah tiba. Sebenarnya akibat efek lampu toko tetapi kilau emas dan berlian semakin "membutakan" mata.  

Di tengah perjalanan yang setengah berlari, Gabriel tiba-tiba berhenti. Kami yang mengekor di belakang pun sontak ikut berhenti tanpa tahu alasannya.

"Coba lihat ke toko ini. Lihat ini yang di depan, ini adalah cincin terbesar di dunia," kata Gabriel.

Sejurus kemudian, tak hanya kami yang berhenti. Turis-turis rombongan di belakang kami pun ikut berhenti dan asyik mengambil foto cincin tersebut. Cincin itu dipajang di etalase depan, sangat jelas terlihat oleh orang yang lalu lalang.

Pegawai toko tersebut memberikan kami kartupos bergambar cincin besar itu. Di kartupos ini memuat segala keterangan mengenai perhiasan itu. Saking besarnya, bentuknya lebih menyerupai mahkota dibanding cincin.

Cincin bernama Najmat Taiba atau Bintang Taiba mendapatkan rekor dunia (Guinness World Records) sebagai cincin emas terberat di dunia pada tahun 2000 dan kembali pada edisi tahun 2010.

Cincin ini dibuat tahun 2010 oleh Taiba untuk Gold and Jewellery Co. Ltd, Arab Saudi. Perlu 55 pekerja untu membuatnya selama 45 hari. Per harinya, para pekerja menghabiskan waktu 10 jam.

Total berat cincin ini mencapai 63,856 kilogram. Emas yang digunakan mencapai 58,686 kilogram emas 21 karat. Berlian swarovski yang digunakan 615 buah dengan total berat mencapai 5,17 kilogram. Diameter cincin mencapai 700 milimeter.

Cincin ini bisa dilihat di toko Kanz Tower yang berada di area Gold Shouq atau pasar emas di daerah Diera, Dubai. Toko itu menjual cincin berbentuk sama dengan Najmat Taiba tetapi tentu saja dengan ukuran normal alias bisa dipakai.

Setelah asyik memfoto cincin besar itu, Gabriel kembali menyuruh kami berjalan. Tentu saja lebih tepat mengajak kami berlari. Sebab di depan sana, masih banyak hal menarik yang bisa kami lihat di shouq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com