BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebanyak 400 pelari mengikuti ajang 'Banyuwangi Ijen Green Run' yang baru pertama kali digelar oleh Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur.
Para pelari ada yang berasal dari Jakarta, Denpasar, Surabaya, Bekasi, Samarinda, Bogor, Pasuruan, Malang, Semarang, Bandung, Yogyakarta, Bekasi, Gresik, Tangerang, Samarinda, dan Palembang.
Tak ketinggalan pula, pelari dari kota di sekitar Banyuwangi, seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Probolinggo. Mereka diberangkatkan dari lapangan Perkebunan Kalibendo, Sabtu (3/12/2016) dengan tiga kategori lomba yaitu 6 kilometer, 12 kilometer, dan 25 kilometer.
(BACA: "Mantu Kucing", Ritual Minta Hujan Warga Grajagan Banyuwangi)
Bekas hujan semalaman dan cuaca yang sedikit mendung membuat para pelari benar-benar menikmati sensasi berlari di tengah perkebunan melintasi lereng Gunung Ijen, perkebunan jagung, perkebunan karet dan perkebunan kopi serta areal persawahan.
"Kurangi speed saja. Harus tetap safety. Namanya juga lari happy. Sekalian lihat pemandangan yang sangat indah," kata Kelik, salah satu peserta.
Hal senada juga diungkapkan Rudi, salah satu pelari. Menurutnya salah satu spot yang bagus adalah Puncak Seno yang berada di atas bukit.
"Pemandangannya luar biasa. Dari atas, kita bisa melihat kota Banyuwangi. Sangat indah. Lalu lewat perkebunan kopi yang sedang berkembang karena tadi baunya sangat wangi,” ujar Rudi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwat Anas saat memberangkatkan para pelari sempat berpesan dengam nada gurauan. "Urusan nyampe atau tidak itu urusan nomor dua. Yang penting selfie," ujarnya sambil tertawa.
Selain itu kepada KompasTravel, Anas mengatakan pihaknya akan terus mendorong pengembangan olahraga berbalut pariwisata atau sport tourism karena sangat cocok dikembangkan di Banyuwangi mengingat potensi alamnya yang mendukung.
”Ini merupakan cara kreatif untuk mempromosikan daerah. Trail run melewati pegunungan di lereng Ijen tentunya menjadi daya tarik tersendiri. Sembari sehat di fisik, para pelari juga akan terpuaskan dengan keindahan alam kawah Ijen,” ujar Anas.
"Banyak yang usul kalau acara ini jangan diadakan akhir tahun tapi pertengahan tahun. Selain itu pemberitahuan juga diminta jauh-jauh hari dan itu menjadi masukan buat kami untuk penyelenggaran tahun depan agar lebih baik lagi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.