Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larva Ulat Sutra Rebus, Berani Cicipi?

Kompas.com - 07/12/2016, 09:03 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Sedang asyik-asyiknya mengaduk jaket obralan di Pasar Namdaemun, Seoul, Korea Selatan, seorang teman memanggil saya. Ia memanggil saya untuk mencicipi makanan yang dibeli di sebelah kios tempat saya mencari jaket.

"Sini-sini...!" saya hanya sekilas melihat ia sedang jajan makanan di penjaja kaki lima.

Ajakannya tak saya gubris. Jaket musim dingin dengan harga 10.000 won atau setara Rp 120.000 lebih menarik perhatian saya. Saya kembali tenggelam dalam keasyikan mencari jaket, berebut dengan ibu-ibu Korea.

Tak lama teman-teman saya menghampiri, "Eh coba ini deh," dibawanya gelas karton. Pelan-pelan ia mengambil isian di dalam gelas karton tersebut dengan tusuk gigi.

"Ih!" kata saya jijik sekaligus terkejut.

(BACA: Cari Restoran Halal di Korea? Ini Tipsnya...)

Bagaimana tidak, di dalam gelas itu ada benda asing, seperti mahluk melata yang tak lagi berdaya. Bentuknya bulat lonjong, gemuk, dengan warna coklat kekuningan dan kulitnya bergaris dan keriput. Itulah larva ulat sutra rebus. Di Korea Selatan disebut beondegi.

"Coba dulu," kata teman saya.

Sembari menusukkan banyak kepompong ke tusuk gigi layaknya sate. Saya jelas ragu menyantapnya. Hidangan ini nampak asing bagi saya. Namun bagi masyarakat Korea Selatan sebenarnya tak asing.  

Beondegi umumnya dikukus atau direbus lalu diberi bumbu penyedap agar rasanya gurih. Camilan ini umumnya memang dijual di pedagang kaki lima. Namun begitu, ada pula beondegi kalengan yang dapat dibeli di supermarket dan dapat dimasak dengan bumbu sesuai selera.

Lantas bagaimana rasanya beondegi? Ternyata rasanya tak seaneh bentuknya. Saya mengambil satu larva ulat sutra, ternyata rasanya gurih dan manis. Ada tekstur renyah yang muncul dari isian dalam kepompong yang seperti telur-telur kecil.

Sekilas rasanya mirip jagung rebus namun dengan tektur yang lebih terasa dan lebih gurih. Beondegi kaya akan protein alami yang tentunya baik untuk tubuh. Satu porsi beondegi dihargai 2.000 won atau setara dengan Rp 24.000.

Telur ikan fermentasi di Pasar Namdaemun.
Di Pasar Namdaemun, Seoul sebenarnya surga bagi para petualang kuliner. Saya berkunjung ke pasar tersebut bersama rekan media, agen perjalanan, dan travel blogger dalam rangkaian Halal Restaurant Week Fam Tour oleh Korea Tourism Organization, Senin (14/11/2016). Banyak makanan khas Korea dari yang biasa sampai yang tak biasa seperti beondegi.

Tak jauh dari beondegi saya melihat telur ikan fementasi yang dapat dimakan langsung. Saya tak mencobanya, karena harus membeli dalam porsi yang cukup besar dan penampilannya sama sekali tak mengundang selera.

Jangan lewatkan berkunjung ke Pasar Namdaemun, pasar yang telah berusia 500 tahun, tertua dan terbesar di Seoul. Pasar ini buka dari pukul 09.00 sampai 17.00. Kala kios di Namdaemun tutup, pemandu lokal mengatakan pasar ini akan jadi pasar tumpah yang menjual makanan khas Korea Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com