Kilas Daerah Purwakarta

Singgahi Taman Pasanggrahan Purwakarta, Main Enak, Makan Pun Kenyang!

Kompas.com - 07/12/2016, 18:58 WIB

KOMPAS.com – Seni Oktora (34) mendatangi sebuah saung mainan tradisional di Taman Pasanggrahan Padjadjaran, Purwakarta. Dia lalu memegang beberapa permainan, sembari melontarkan pertanyaan kepada kepada Yadi, si penjaga mainan.

"Ini dijual?" tanya Seni.

Dengan ramah Yadi menjawab bahwa semua permainan di Taman Pasanggarahan Padjadjaran itu gratis. Namun, semua mainan itu hanya bisa dimainkan di taman tersebut, tidak dibawa pulang.

Seni melanjutkan pertanyaannya. Perhatiannya tertuju pada mainan di atas meja.

Rasa penasaran Seni memang tinggi. Bukan apa-apa. Walaupun orang Sunda, beberapa permainan di Pasanggrahan Padjadjaran sangat asing baginya, apalagi cara memainkannya, mulai gasing, pepeletokan, bebedilan, dan beberapa kaulinan barudak atau permainan anak khas Sunda ini baru pertama kali dilihatnya.

Yadi pun menjelaskan satu per satu, di antaranya bebeletokan. Mainan terbuat dari bambu ini berbentuk bulat dengan panjang 20-25 cm.

Cara mainnya, tutur Yadi, si pemain harus membasahi kertas yang akan berfungsi sebagai peluru. Kertas basah itu lalu dimasukkan ke dalam bambu. Si pemain kemudian mendorong kertas itu dengan kayu di dalam bambu hingga terdengar suara 'tok'.

Suara yang dihasilkan cukup kencang, seperti petasan. Suara inilah yang kemudian menjadikan nama permainan tersebut ‘bebeletokan’.

Puas dengan penjelasan Yadi, Seni pun berkeliling menikmati Pasanggrahan Padjadjaran. Taman yang baru dibuka pada 2016 ini memang kental dengan budaya Sunda. Itu terlihat dari arsitektur bangunan, penempatan beberapa leuit atau tempat penyimpanan padi berukuran besar, lambang kujang, dan banyak lagi.

Tiap Minggu tempat ini ramai dikunjungi anak-anak hingga dewasa. Anak-anak datang untuk menikmati kaulinan barudak Sunda. Sementara itu, orang tuanya selain menikmati sang anak bermain, bisa bernostalgia dengan berbagai mainan "masa kecil" tersebut.

Dok Humas Pemkab Purwakarta Tiap Minggu Taman Pasanggrahan Padjajaran Purwakarta ini ramai dikunjungi anak-anak hingga dewasa. Anak-anak datang untuk menikmati kaulinan barudak Sunda. Sementara itu, orang tuanya selain menikmati sang anak bermain, bisa bernostalgia dengan berbagai mainan "masa kecil" tersebut.
Makanan tradisional

Banyak permainan tradisional yang semakin langka keberadaannya sehingga jarang dimainkan. Ada congklak, bola bekel, galah santang, kelereng, egrang, lompat tali, gasing atau dalam bahasa Sunda disebut panggal, momotoran, bebedilan, pepeletokan, dan lainnya.

Untuk itulah setidaknya Taman Pasanggrahan Padjadjaran hadir di tengah-tengah masyarakat Purwakarta. Bagi yang lelah bermain di tempat tersebut, Pemkab Purwakarta sudah menyediakan tempat istirahat unik, yakni saung yang cukup tinggi sehingga pengunjung bisa melihat seluruh pemandangan di bawah taman itu.

Dari atas tempat itu pengunjung juga bisa melihat taman yang dikelilingi pohon keras. Di bagian tengahnya terdapat air mancur dan tanaman hias yang indah. Sementara itu, pada sisi yang lain pengunjung bisa melihat leuit dan saung-saung makanan.

Di saung makanan itu pengunjung bisa melihat dan belajar membuat makanan tradisional, seperti opak, kicimpring, sangu akeul, gula aren, dan lainnya. Salah satunya menyaksikan pembuatan sangu akeul (nasi) yang prosesnya cukup panjang, tapi rasanya lezat.

Setelah dibersihkan, nasi dimasak menggunakan seeng dan aseupan atau peralatan dapur untuk memasak nasi. Begitu matang, nasi lalu diangkat dan dimasukkan ke dalam boboko atau tempat nasi, kemudian dikipas dan dibolak-balik (akeul) menggunakan entong dan hihid (kipas).

Tak hanya itu, makanan tersebut dimasak di atas tungku yang sumber apinya berasal dari kayu bakar atau arang. Pengunjung yang lapar bisa langsung menikmati makanan di sana dengan harga terjangkau.

Pedagang di saung itu juga menyediakan nasi merah, timbel, liwet, asin, daging ayam bakakak, aneka gorengan seperti bala-bala dan gehu serta sambal dan lalapan. Nikmat bukan?

Dok Humas Pemkab Purwakarta Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku sengaja mendesain Taman Pesanggrahan Padjadjaran untuk ‘Kaulinan Barudak’ serta edukasi tentang budaya Sunda.
Taman edukasi

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku sengaja mendesain Taman Pesanggrahan Padjadjaran untuk ‘Kaulinan Barudak’ serta edukasi tentang budaya Sunda. Langkah itu diambil atas keprihatinannya terhadap anak-anak masa kini yang waktunya habis untuk permainan game online dan peralatan bermain buatan pabrik.

"Jiwa sosial anak-anak akan lebih terasah melalui permainan tradisional di sini daripada game online yang nyaris tidak bergerak dan tidak ada interaksi degan sesama," terangnya, Rabu (7/12/2016).

Taman Pesanggrahan Padjadjaran berada di Komplek Pemda Purwakarta. Pada hari biasa pengunjung hanya bisa menikmati keindahan taman dan "selfie" di beberapa tempat favorit,di antaranya leuit.

Di hari Minggu taman ini menyajikan kaulinan barudak dan berbagai makanan Sunda. Bagi yang bingung cara memainkannya, jangan khawatir, Pemkab Purwakarta menyediakan pemandu. Semua fasilitas tersebut gratis. Maka, mainlah sepuasnya dan makanlah sekenyangnya di sini!

Selamat berwisata!

RENI SUSANTI/KONTRIBUTOR PURWAKARTA


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com