Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Takalar Kokoh Berdiri

Kompas.com - 09/12/2016, 10:42 WIB

Di sebelahnya, Nurdin menunjukkan bekas bangunan sarana meja putar lokomotif. Hanya tersisa bagian as atau poros meja putar lokomotif dari beton.

Pada sebelah timurnya terdapat bekas bangunan penjara yang berukuran cukup besar. Bangunan ini merupakan cagar budaya yang dilindungi pemerintah.

”Pada masa kecil, saya tinggal di daerah ini. Bangunan penjara sudah ada sejak lama,” ujar Darmawan Denassadi, pemilik tempat pendidikan konservasi Rumah Hijau Denassa, di Kelurahan Tamallayang dan Desa Bontolangkasa, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Ia turut terlibat dalam kegiatan Susur Rel Kompas jalur Makassar-Takalar.

Menurut Denassa, pembuatan jalur kereta api hingga Stasiun Takalar yang tidak jauh dari bangunan penjara mungkin memiliki maksud dan tujuan tertentu.

”Bisa saja penjara itu masih berfungsi saat kereta api dari Makassar ke Takalar dioperasikan. Kita masih membutuhkan banyak penelitian sejarah mengenai hal ini,” ucapnya.

Denassa mempekerjakan warga setempat, Cindo Tata, berusia sekitar 80 tahun, di Rumah Hijau Denassa. Cindo menceritakan pengalaman ibunya naik kereta api dari Stopplats Rappokaleleng di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa.

”Saat itu, ibu bercerita, naik kereta api ke Kota Makassar untuk bekerja memasak bagi orang Belanda di sana,” ujarnya.

Saluran irigasi

Jejak jalur rel kereta api dari Takalar ke arah Kota Makassar saat ini masih bisa ditelusuri. Sebagian besar jalur relnya dijadikan saluran irigasi.

”Jalur rel yang digunakan untuk saluran irigasi dari Takalar ke arah Makassar ini mungkin memiliki panjang sampai 17 kilometer,” kata Denassa.

Menurut Gurnito Rakhmat Wijokangko dari lembaga Kereta Anak Bangsa, Jakarta, jalur rel kereta api yang berubah menjadi saluran irigasi dimulai setelah Stasiun Kalukuang.

Salah satu jejaknya terlihat di bekas jembatan kereta api di Rappokaleleng. Setelah itu, bekas jembatan kereta api di atas Sungai Palekkok juga dimanfaatkan untuk saluran irigasi.

”Jembatan di atas Sungai Palekkok itu menyisakan bekas bantalan rel kereta api. Bantalan rel berada di antara rangka baja,” kata Gurnito.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com