Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

I Made Terip, Guru Gamelan untuk Semua Bangsa

Kompas.com - 11/12/2016, 20:19 WIB

I MADE TERIP adalah seniman gamelan asal Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Sejak belia, ia mengasah bakatnya dengan bergabung dalam kelompok gamelan tari joged. Kini, lelaki itu aktif pentas di mancanegara, bahkan pernah menjadi pengajar tamu di beberapa kampus di Eropa.

Terip (64) berasal dari keluarga seniman (pragina). Buyut, kakek, hingga ayahnya adalah seniman tradisional di Munduk. Bahkan, kakek buyutnya, I Wayan Djada, adalah perbekel (kepala) Desa Munduk yang dikenal sebagai penulis lontar dan seniman karawitan. Karya Djada berupa tabuh Gending Sekatian yang dilestarikan di desa setempat.

”Tabuh Sekatian biasanya dimainkan saat piodalan (upacara perayaan) pura atau upacara Dewa Yadnya,” kata Terip saat ditemui di Desa Munduk, akhir November lalu. Saat itu, ia sedang memperbaiki seperangkat gamelan gong kebyar milik desa tetangga, Desa Umejero.

Terip terbiasa mendengarkan suara gamelan sejak masih anak-anak. Bakatnya diasah dengan berlatih dan berinteraksi dengan lingkungannya serta berdoa. Kakeknya, I Nengah Cerita, adalah penabuh kendang.

Terip belajar memainkan gamelan tradisional Bali, rindik. Alat musik ini dibuat dari bilah-bilah bambu, umumnya terdiri atas 11 bilah. Untuk memainkannya, bilah-bilah itu dipukul dengan alat tabuh secara bergantian sehingga menghasilkan suara berirama.

Dengan bakat dan keahliannya, ketika duduk di kelas III sekolah dasar, ia sudah dipercaya mengajar gamelan dan tari. Ia juga bisa membuat rindik.

Setelah tamat pendidikan setara sekolah menengah pertama di desanya, Terip berencana meneruskan sekolah ke Konservatori Karawitan (Kokar) di Denpasar. Namun, ayahnya, Putu Togog, melarang anak keduanya itu ke ibu kota Provinsi Bali. Terip muda akhirnya tetap tinggal di desa dan melatih gamelan di kelompok seni di desa-desa sekitar Munduk.

Selain mahir menabuh rindik, Terip juga andal memainkan gamelan gender wayang dan membuat komposisi tabuh gong. Berbeda dengan rindik dari bambu, gender terbuat dari bilah-bilah logam. Terdiri atas 10 bilah atau lebih, alat musik ini sering dibuat sepasang sebagai pengiring pentas wayang.

Terip bertemu dan bersahabat dengan seniman multibakat dari Tampaksiring, Gianyar, I Made Pasek Tempo. Keduanya tampil dalam pergelaran kesenian serangkaian misi kebudayaan Bali di Italia pada 1981. Pada 1984, Terip berkeliling kawasan Asia, mulai dari Brunei, Malaysia, hingga Kamboja.

Mengajar seniman

Perjalanan ke beberapa negara itu membuat nama Terip dikenal di dunia internasional. Sejak tahun 1989, sejumlah seniman mancanegara bahkan mengunjungi Desa Munduk demi menemuinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com