Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Australia dan Indonesia Bertemu di "Air Terjun Jatuh ke Palung"

Kompas.com - 12/12/2016, 17:12 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Australia Council For The Arts bekerja sama dengan seniman Banyuwangi dan Sekolah Tinggi Kesenian Wikwatikta (STKW) menggelar aksi teatrikal yang berjudul "Air Terjun Jatuh di Palung" (The Waterfall Plunged in to the Abyss).

Acara yang digelar di Gelanggang Seni Budaya (Gesibu), Banyuwangi, Jumat (9/12/2016) tersebut mampu menghipnotis ratusan penonton selama 1,5 jam.

Art performing tersebut didukung dengan seni instalansi, permainan lampu warna warni, multimedia yang menampilkan gambar-gambar hidup mulai dari api, air terjun, ombak laut, percikan air hujan, bulan, hingga video orang yang sedang menari.

(BACA: Wow... Ada Bakso Hamil dan Beranak di Banyuwangi)

Musik khas Banyuwangi, kuntulan dan penyanyi gandrung, Supinah serta beberapa pemain asing asal Australia juga ikut tampil dalam pertunjukan yang digarap oleh Bambang N Karim.

Laki-laki yang akrab di panggil Mas B kepada KompasTravel mengatakan persiapan untuk pertunjukan yang melibatkan sekitar 30 orang tersebut membutuhkan waktu sekitar 6 bulan tapi untuk riset sudah dia lakukan hampir selama 2 tahun.

"Latihan 3 bulan di Surabaya dan 3 bulan terakhir di Banyuwangi karena berkolaborasi dengan musik kuntulan milik seniman Banyuwangi pak Sahuni di Singonjuruh termasuk penyanyi gandrung Supinah yang menjadi cameo dengan menyanyikan lagu daerah berbahasa Using," kata Mas B yang lama tinggal di Australia tersebut.

Alat musik Jidor dan terbang atau rebana yang biasa dimainkan dalam kesenian kuntulan sangat dominan menjadi latar belakang pertunjukan tersebut.

"Air Terjun Jatuh di Palung" menceritakan tentang waktu yang dicuri dari dunia sehingga mengancam keseimbangan kehidupan. Waktu disimbolkan oleh bulan yang dimakan oleh Kala. Untuk merebut kembali waktu, maka sekelompok manusia harus mempelajari mantera Banyuwangi untuk mengembalikan keberadaan Sang Bulan sehingga kehidupan kembali normal.

"Sekelompok manusia digambarkan terdampar di Pantai Grajagan Banyuwangi, lalu mereka menyanyi lagu Banyuwangi, menari, serta membaca lontar agar waktu bisa direbut kembali," jelas Mas B.

Dia mengaku tidak menampilkan kesenian asli Banyuwangi seperti tari Gandrung namun mengambil simbolnya seperti penggunaan selendang merah dan kaus kaki warna putih yang digunakan penari Gandrung.

"Saya tidak akan bikin Gandrung, karena bagi saya seniman Banyuwangi lebih baik dari saya. Karena background pendidikan saya adalah seni kontemporer, maka ini yang saya angkat. Ini adalah upaya saya memperkenalkan Banyuwangi ke tingkat internasional," kata laki-laki berkacamata tersebut.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Penampilan 'Air Terjun Jatuh di Palung' yang ditampilkan di Gesibu Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (9/12/2016).
Walaupun tidak lahir di Banyuwangi, Mas B mengaku jatuh cinta pada Banyuwangi dan mempelajari kesenian dan budaya yang ada di ujung timur Pulau Jawa.

Perkenalan pertama kali dengan Banyuwangi adalah ketika seorang teman memberikan kaset lagu yang dinyanyikan Sumiati, penyanyi daerah Banyuwangi yang legendaris beberapa tahun yang lalu.

"Sejak saat itu saya jatuh cinta pada Banyuwangi. Bagi saya Banyuwangi adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang tradisinya tidak pernah hilang. Tradisi ini selalu diturunkan dan sangat kental terasa antar generasi," katanya.

Karya yang berhasil dipentaskan di Banyuwangi ini disebut Mas B sebagai interdisipliner art. Sebelumya pada tahun 2014 dia pernah menggelar pertunjukan serupa dengan judul 'Sungai' di Yogyakarta.

"Orang bebas menerjemahkan seperti apa saja tentang karya ini. Semua perpaduan tari, nyanyi, dan unsur teknologi di dalamnya saya persembahkan untuk masyarakat Banyuwangi. Dalam waktu dekat saya akan pentaskan 'The Waterfall Plunged into The Abyss' ini di Toronto dan Australia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com