GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Pendiri Komunitas Pecinta Alam ”Tapak Kaki”, Yohanes Giawa, menebarkan senyum sumringah saat tiba di Air Terjun Mbaho Gamira, seakan terbayar hasil kelelahan selama tiga hari berada di Desa Fadoro Hilimbowo, Kecamatan Gunungsitoli Alo’oa, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.
"Ini sebuah mutiara terpendam, tak ada seuntai kata ini lain sangat cocok untuk mengawali kisah keberadaan dan keindahan air terjun Mbaho Gamira," kata Yohanes Giawa, Pendiri Komunitas Pecinta Alam Tapak Kaki, Sabtu (17/12/2016).
Mbaho Gamira sebuah lembah air terjun yang terletak di Desa Fadoro Hilimbowo, Kecamatan Gunungsitoli Alo’oa, Kota Gunungsitoli, ini belum dketahui banyak orang, dan bahkan warga setempat sudah 40 tahun tidak menghuni hutan ini.
Mereka yang tinggal di daerah tersebut saja masih ada yang tidak tahu keberadaan pesona wisata satu ini. Untuk mencapai lokasi air terjun memang tidaklah mudah, sebab berada di tengah hutan belantara wilayah Desa Fadoro Hilimbowo. Sulit memang mengakses lokasi ini.
“Perjalanan bisa dimulai dari belakang salah satu Pos Layanan Kesehatan di Desa Fadoro Hilimbowo, dari arah Kota Gunungsitoli menuju Kecamatan Gunungsitoli Alo’oa. Akses terdekat lewat belakang itu pos kesehatan, kemudian berjalan kaki hampir 20 menit perjalanan," tuturnya.
Tapi hal ini sepadan dengan apa yang akan disuguhkan oleh keindahan alamnya ketika seluruh anggota Komunitas Pecinta Alam Tapak Kaki tiba di lokasi tersebut.
Yahones Giawa, mengatakan air terjun ini sangat cocok bagi mereka yang senang berwisata sambil trekking.
"Biar tahu saja, jalur ke lokasinya mesti melintasi sungai dan menembus hutan belantara adalah hal yang tidak dapat dihindari. Dan itu sebuah kenikmatan bagi para pecinta alam. Makanya tempat wisata yang satu ini beda dengan yang lain,” katanya.
"Tak ada sampah plastik maupun sampah yang berasal dari barang milik manusia di sana, yang ada hanya dedauan yang gugur dan ranting pohon. Juga ada batang pohon besar yang tumbang, yah hanya itu saja, sehingga bisa dikatakan masih belum dijamah atau masih perawan lah daerah itu,” jelasnya.
Kebersihan dan keaslian Air Terjun Mbaho Gamira memang masih terjaga. Posisinya berada di ketinggian membuat wisatawan yang ingin melihat tebing-tebing tinggi dan lekukan bebatuan yang sangat indah, di sinilah tempatnya. Kesejukan dan udara segar sudah pasti dapat dirasakan di sini.
Giawa dan komunitasnya berharap adanya perhatian Pemerintah Kota Gunungsitoli terhadap keberadaan Air Terjun Mbaho Gamira dan menjadikannya sebagai salah satu destinasi wisata yang dapat mendatangkan pendapatan bagi Pemkot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.