AMBARAWA, KOMPAS.com - Jika Anda berwisata ke Ambarawa, mencoba perjalanan kereta berusia ratusan tahun bisa menjadi opsi wisata mengasyikkan selama liburan. Suara mesin yang bergemuruh, gerbong yang terasa bergoyang, hingga arsitektur tuanya menjadi sensasi tersendiri.
Museum Kereta Ambarawa yang sudah berusia 143 tahun pada 2016 ini memiliki 28 lokomotif tua, tetapi yang dioperasionalkan bagi wisatawan hanya dua unit. KompasTravel berkesempatan mengunjungi Museum Kereta Ambarawa dan mengikuti perjalanan Ambarawa-Tuntang saat mediatrip Hotel GranDhika Semarang, Sabtu (17/12/2016).
Pukul 09.00 WIB, kepala stasiun Rahmayandi telah mempersiapkan lokomotif diselnya, memanaskan mesin untuk dipakai perjalanan wisata satu jam kemudian. Lokomotif yang dinaiki KompasTravel berseri D30124 buatan pabrik Fried Krupp, Jerman yang sejak 1962 beroperasi di Indonesia.
Di ujung gerbon tertulis menggunakan bahasa Inggris, bahwa lokomotif masih menggunakan rem manual atau rem tangan, dengan roda atau gir yang diberi oli secara manual.
Hamparan sawah dan perkebunan warga juga menyapa wisatawan di awal perjalanannya. Sudono, salah satu ahli sejarah perkeretaapian di Museum Kereta Ambarawa pun menjadi tour guide perjalanan, dan menjelaskan tiap-tiap yang dilalui kereta lawas tersebut.
“Selamat pagi, perjalanan kita kali ini merupakan perjalanan pertama dari Ambarawa-Tuntang. Dengan lokomotif D30124 diesel, menempuh jarak tujuh kilometer dengan lama perjalanan satu jam pp,” ujarnya.
Salah satu pemandangan yang khas di perjalanan ini ialah melintasi salah satu destinasi wisata favorit lainnya di Ambarawa, yaitu Danau Rawa Pening. Berbeda dengan perjalanan Ambarawa-Bedono yang melintasi perbukitan kaki Gunung Ungaran dan Merbabu.
Diawali penorama Kampung Rawa, yan merupakan salah satu bagian kawasan Rawa Pening, dengan pemandangan danau biru ditaburi hijaunya eceng gondok. Keramahan penduduk yang keluar dari rumah-rumah apungnya pun menyapa wisatawan yang ada di kereta.
Meski lokomotif diesel, kepulan asap tebal yang membubung ke langit tetap banyak, dan membuat kesan “klasik” makin terasa. Ditambah gerbong yang masih orisinil, sehingga terasa goyangan-goyangan alami saat kereta melintasi trek tertentu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.