AMBARAWA, KOMPAS.com - Melihat kode seri di tiap lokomotif tua mungkin membuat Anda penasaran. Kode seri yang terpampang jelas di muka lokomotif tersebut ternyata memiliki arti tertentu, bak nama pada manusia.
Pernahkah Anda bertanya-tanya arti dari seri tersebut di lokomotif kereta? Tak hanya lokomotif uap tua yang artistik di Museum Kereta Ambarawa, tetapi juga masih dipakai untuk lokomotif diesel saat ini.
Salah satu pionir Museum Kereta Ambarawa, Sudono menjelaskan pada KompasTravel saat kunjungan media ke museum tersebut dalam acara mediatrip Hotel GranDhika, Semarang.
“Penomeran itu dimulai sejak era kejayaan lokomotif-lokomotif Jerman. Dulu Jerman itu sangat ahli soal lokomotif, salah satunya merek Fried Krupp tahun 60-an,” ujar Sudono.
Jika dilihat seri tersebut bertuliskan campuran huruf dengan angka, seperti D30124, B5112, CC20015, dan yang lainnya.
Ia menjelaskan, ternyata huruf depan menunjukkan tenaga lokomotif tersebut, yaitu jumlah gigi penggerak yang beroperasi di lokomotif. Semisal seri D, yang merupakan urutan keempat dalam alfabet, berarti lokomotif tersebut memiliki empat roda penggerak untuk menarik gerbong.
“Di belakang huruf itu ada tiga digit angka, yang berarti seri mesin dan bisa dilihat berapa tempat masinis yang tersedia,” ujar Sudono.
Ia meneruskan, jika ketiganya ganjil atau tepatnya memiliki angka terakhir satu seperti D30124 berarti hanya terdapat satu ruang masinis, atau dioperasikan oleh satu masinis. Namun jika tiga angka pertama genap, atau bertuliskan D20021 berarti memiliki dua ruang masinis.
Setelah itu, dua angka paling belakang merupakan penomoran lokomotif serupa yang ada di Indonesia. Semisal D30124, berarti lokomotif tersebut urutan ke 24 dari lokomotif serupa yang ada di Indonesia kala itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.