GRESIK, KOMPAS.com – Di tengah-tengah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang dikenal sebagai salah satu kota industri di Indonesia, ternyata masih menyimpan sisa-sisa bangunan peninggalan sejarah yang cukup indah untuk disaksikan.
Salah satu di antaranya adalah Kampung Kemasan, yang lokasinya tidak jauh dari alun-alun Gresik. Tepatnya, di Jalan Nyai Ageng Arem-arem, Gang III, Kelurahan Pakelingan, Gresik, Jawa Timur.
Meski berada di pusat kota, ternyata bangunan-bangunan yang ada di Kampung Kemasan masih terjaga keasliannya, dengan rumah gajah mungkur sebagai ikonnya.
(BACA: Singgah di Gresik? Cicipi Nasi Krawu yang Langka)
“Untuk bangunan yang ada di sekitar sini, kurang lebih ada 21 rumah. Dan memang, rata-rata orang mendapuk rumah peninggalan orang tua saya ini sebagai ikon. Nggak tahu kenapa, mungkin karena paling besar di sini dan kerap kali menjadi jujugan (tempat rujukan) wisatawan,” tutur Ahmad Khoiri (34), anak pemilik rumah Gajah Mungkur, Jumat (23/12/2016).
“Selama ini perawatan kami lakukan secara mandiri. Meski beberapa waktu lalu, pemerintah daerah sudah siap membantu revitalisasi. Karena rencananya, semua rumah yang ada di Kampung Kemasan mau dijadikan kawasan heritage,” jelasnya.
Mendengar paparan tersebut, Khoiri menyambut senang. Meski ia akan lebih dulu menunggu inisiatif dari pemerintah daerah setempat, seperti apa konsep yang bakal ditawarkan nantinya kepada para pemilik bangunan.
Karena ia berharap Kampung Kemasan menjadi kawasan heritage yang benar-benar diperhatikan untuk seterusnya. Jangan sampai setelah semua rampung diperkenalkan kepada masyarakat umum, terus dibiarkan begitu saja.
Mulai Dilirik Wisatawan Mancanegara
Khoiri menjelaskan, dari waktu ke waktu kunjungan wisatawan ke Kampung Kemasan dan rumah Gajah Mungkur miliknya terus bertambah. Tidak hanya berasal dari wisatawan lokal, namun juga beberapa turis asing dari beberapa negara.
“Sekitar tiga bulan lalu, turis dari Eropa, Timur Tengah, maupun China sempat datang berkunjung ke sini. Mereka minta diantar oleh biro perjalanan wisata di Surabaya untuk diantar ke sini, karena penasaran melihat Kampung Kemasan setelah melihat dan membaca ceritanya di internet,” kata Khoiri.
Ia memaparkan, jika hal itu sebenarnya sebuah indikasi sinyal pariwisata yang bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah untuk mendapatkan tambahan pemasukan daerah, asalkan bisa dikelola secara profesional.
Selain banyak dikunjungi wisatawan lokal dari beberapa daerah di Indonesia, Khoiri mengaku, tidak pernah menutup gerbang pagar rumah Gajah Mungkur. Pasalnya, setiap hari selalu ada warga yang berfoto di halaman dengan latar belakang rumahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.