Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpar: Air Mancur Purwakarta, Keren...

Kompas.com - 07/01/2017, 15:37 WIB
Reni Susanti

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengunjungi dua museum diorama dan Air Mancur Sri Baduga di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (7/1/2017). Didampingi Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Arief berjalan kaki dari Bale Nagri menuju Taman Air Mancur terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Sesampainya di sana, Arief disambut terowongan air yang terlihat berkerlap-kerlip disertai cahaya lampu laser. Ia pun menonton pertunjukan air mancur menari selama 15 menit.

Seusai menonton, Arief pun berdecak kagum sambil mengacungkan kedua jempolnya di hadapan para wartawan, Jumat malam.

Arief mengatakan, wisatawan yang datang ke Jawa Barat namun tidak mengunjungi Air Mancur Purwakarta akan rugi. Karena air mancur ini menjadi kekuatan baru destinasi di Indonesia.

(BACA: Air Mancur Sri Baduga, Keindahan Dunia di Tanah Sunda)

Di dunia, sambung Arief, air mancur terindah ada di Dubai. Purwakarta akan sulit mengejarnya dalam waktu dekat apalagi jika mengandalkan APBD Purwakarta seperti yang dilakukan sekarang.

Namun Purwakarta bisa menggabungkan dua kekuatan destinasi dunia yakni air mancur Dubai dan pertunjukan Guangzhou. Apalagi air mancur di atas danau ini memiliki area pertunjukan di tengahnya.

“Dubai memiliki air mancur yang sangat indah. Guangzhou memiliki pertunjukan yang luar biasa namun air mancurnya biasa saja. Purwakarta bisa menggabungkannya dan menjadi destinasi wisata berkelas dunia,” tuturnya.

Terlebih, sambung Arief, tarian khas Sunda yang ditontonnya di Purwakarta sangat cantik. Mulai dari gerakan, kostum panggung, musik, lagu, dan tatanan panggung apik yang ditontonnya di tempat terpisah akan menjadi sesuatu yang luar biasa.

“Harus ada pertunjukan kolosal di sini, tata cahaya harus dilengkapi, dan juga sound system. Danau ini juga dikelilingi pohon, dengan pencahayaan yang pas, akan menjadi pemandangan yang cantik,” katanya.

Begitupun dengan museum diorama. Ia pernah beberapa kali mendatangi museum diorama yang membosankan. Tapi tidak dengan Purwakarta. Konsepnya apik, tidak membosankan, dan pasti disukai anak-anak. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi merespon positif saran dan masukan Menteri Arief.

ARSIP HUMAS PEMKAB PURWAKARTA Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mencoba sepeda onthel keliling Purwakarta secara digital di Museum Diorama Bale Panyawangan, Jumat malam (7/1/2017).
Dalam peresmian yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, arahan Menteri Pariwisata itu dipastikan segera terealisasi.

“Iya demi penyempurnaan tentunya kita realisasikan. Kami juga masih fokus pada penambahan tempat duduk agar para penonton merasa nyaman, terowongan airnya juga kita buat semenarik mungkin,” kata Dedi.

Dedi menjelaskan, air mancur ini menggunakan teknologi Jerman dan China. Dalam pembangunan tahap ketiga ini air mancur dilengkapi dengan 5.000 tempat duduk dan penyempurnaan atraksi air mancur.

Air mancur ini, sambung Dedi, sengaja dibuat untuk membangun regulasi ekonomi daerah. Ia mencontohkan, saat ini ada 50.000 buruh di Purwakarta. Jika satu keluarga buruh mengeluarkan uang minimal Rp 500.000 pada akhir pekan di daerah lain, maka potential loss UMKM Purwakarta cukup besar.

Untuk itu, ia menghadirkan air mancur dan berbagai destinasi agar warga Purwakarta tidak ke mana-mana saat libur. Dengan cara ini, uang berputar di Purwakarta dan UMKM di Purwakarta pun sejahtera.

“Itu tujuan utama kami,” katanya seraya menambahkan, pembangunan Air Mancur Sri Baduga Purwakarta memasuki tahap ketiga dari sembilan tahap yang direncanakan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com