DI malam pergantian tahun 2016 ke 2017, Orlando Tessitore, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta asal Italia, menikmati hiruk-pikuk perayaan bersama warga lokal di kawasan Monumen Tugu Yogyakarta.
Sambil menanti datangnya tahun 2017, ia menceritakan pengalamannya di awal Desember saat berada di atas Panggung Kinara Kinari Ramayana Ballet Prambanan.
Di atas panggung berlatar Candi Prambanan, Orlando memainkan gambang dengan penuh konsentrasi. Di saat yang sama, Nguyen Thi Kha Van, mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, bernyanyi mengikuti gamelan.
(BACA: I Made Terip, Guru Gamelan untuk Semua Bangsa)
Orlando, Thi Kha, dan 42 mahasiswa internasional lain yang menempuh pendidikan di Yogyakarta menampilkan seni karawitan, kesenian musik yang mengemas perpaduan alat musik tradisional Jawa.
Grup karawitan bernama Jogja Gangsa Nagari ini menjadi penutup dalam pentas gamelan Gebyar Gangsa Agung Prambanan, Minggu, awal Desember lalu.
Anggota Grup Karawitan yang dibentuk pada 15 Oktober 2016 ini berasal dari 22 negara, di antaranya Australia, Rusia, Tiongkok, dan Tanzania.
Mereka berstatus mahasiswa di empat perguruan tinggi di Yogyakarta, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(BACA: Tiga Budaya Indonesia Tampil pada Klip Video Coldplay Amazing Day)
Indro Suseno, penggagas Jogja Gangsa Nagari, membentuk grup karawitan ini atas kesadaran akan banyaknya mahasiswa asing di Kota Yogyakarta yang telah terpikat kebudayaan Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.