Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sugito, Merajut Desa Mandiri di Lereng Slamet

Kompas.com - 10/01/2017, 22:03 WIB

Menurut Sugito, saat itu, ada 1.000 orang lebih yang datang bergotong royong.

Sugito menekankan kemandirian dalam membangun desa. Dia menolak dua bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, yakni usaha ekonomi produktif dan simpan pinjam perempuan. Baginya, urusan utang piutang akan menimbulkan masalah.

Dia tidak ingin terjadi kasus kemacetan pelunasan simpanan yang bisa berdampak buruk pada rasa kebersamaan dan sikap gotong royong. Sikap Sugito didukung warga.

Hidupkan tradisi

Melalui BUMDes, promosi agrowisata Desa Serang dilakukan lebih masif lewat media konvensional ataupun media sosial.

Sugito juga menghidupkan lagi tradisi budaya yang dikemas menjadi paket wisata. Salah satunya perhelatan Festival Gunung Slamet yang telah digelar dua kali sejak 2015.

”Dalam festival ada prosesi pengambilan air dan perang tomat. Tradisi itu sejak dulu memang ada. Kami terpikir menghidupkan lagi sebagai daya tarik wisata.”

Agar wisatawan nyaman berkunjung, Sugito mempercantik wajah desa. Melalui program PKK, seluruh warga diwajibkan menanam sayur-mayur di pekarangan rumah. Desa pun terlihat semakin asri.

Inovasi-inovasi itu terbukti meningkatkan pendapatan desa dari sektor wisata. Jika pada 2012, pendapatan asli desa dari wisata baru sekitar Rp 7 juta, pada 2016 melonjak menjadi Rp 125 juta. Rest Area Lembah Asri tidak pernah sepi pengunjung.

BUMDes Serang kini memiliki lima unit usaha, yakni pariwisata, pertanian, peternakan, pengelolaan air, dan lembaga keuangan mikro. Warga Serang yang dulu banyak merantau menjadi pembantu rumah tangga kini hidup mandiri di desa.

Belakangan, ia kembali berinovasi dengan membuka investasi berupa penjualan saham senilai Rp 10 juta per lembar melalui BUMDes. Hasilnya, hingga akhir 2016, terkumpul Rp 600 juta dari seluruh warga Desa Serang.

Investasi itu akan dikelola untuk membangun taman labirin dan membangun wahana sepeda air, bianglala, dan sepeda udara.

Dengan penambahan sejumlah wahana wisata, Sugito menargetkan kunjungan wisatawan yang saat ini sekitar 110.000 orang per tahun bisa naik menjadi 150.000 orang. Pendapatan asli desa juga ditargetkan Rp 1 miliar pada 2018.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com