DEPOK, KOMPAS.com - Durian bak manusia yang punya dua sifat. Di satu sisi bisa menyenangkan, di sisi lain bisa amat menyebalkan.
Hal itu tak lepas dari menyengatnya bau durian yang menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Namun, bagi penggemarnya, durian bisa jadi lebih berharga dari emas.
Seperti itulah yang ada di benak perintis Istana Martabak, Ardianto (42) kala menjual varian martabak durian di gerainya. Ia sendiri berhasil memertahankan martabak durian sejak pertengahan tahun 2005 hingga sekarang.
BACA JUGA: Semerbak Harum Martabak Durian...
Ardianto menyebut martabak durian tetap diminati oleh penggemarnya. Pasalnya, pembeli martabak durian memiliki segmennya tersendiri. Ia sendiri melihat tren martabak durian saat ini masih terbilang positif, karena permintaannya relatif stabil.
“Untuk loyang yang kecil, 20-30 martabak durian per hari. Kalau yang ukuran itu belasan. Martabak mini itu yang diminati itu karena murah dan bisa dimakan sendiri. Gak ada yang sisa. Kalau yang gede, gak abis itu basi. Makanya rata-rata beli yang kecil,” jelasnya.
BACA JUGA: Sajian Martabak Durian Sudah Ada Sejak 12 Tahun Lalu
Ia sendiri dalam setiap bulan bisa menghabiskan daging durian beku mencapai 100-150 kilogram. Bahkan, jika memasuki musim durian, ia bisa menyimpan hingga 200 kilogram durian setiap bulannya.
“Martabak durian itu di sini totalnya 20 persen dari seluruh penjualan martabak manis. Dibandingkan dengan martabak durian, penjualan yang martabak durian mini itu sekitar 70 persen dari total penjualan," ujarnya.
Adapun total varian dari menu martabak yang ditawarkan oleh Istana Durian berjumlah 25 varian. Ardianto menyebut di gerainya, martabak durian adalah primadona setelah varian martabak keju.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.