KOMPAS.com – Kota Makkah sebagai pusat kegiatan ibadah umrah dan haji, punya iklim gurun sebagaimana wilayah lain di Arab Saudi. Suhu yang berubah ekstrem antara siang hari dan malam, menjadi salah satu ciri utama iklim ini.
Di negara tersebut, suhu udara juga bisa jauh berbeda antara musim panas dan musim dingin. Bahkan salju tercatat sempat pula beberapa kali menyambangi tempat ini. Semua masalah cuaca dan suhu udara ini tak jarang bikin "kaget" jemaah umrah dan haji asal Indonesia.
Pada siang hari, suhu rata-rata di negara itu bisa di kisaran 40 derajat Celcius. Sebaliknya, suhu pada malam hari bisa anjlok hingga di bawah 10 derajat Celcius. Belum lagi embusan angin kering yang cenderung tak berhenti sepanjang hari.
Perbandingan lebih ekstrem terjadi antara musim panas dan musim dingin di sana. Selama musim panas, suhu udara pada siang hari di Arab Saudi bisa mencapai kisaran 55 derajat Celcius.
Suhu tinggi itu pun kerap disertai angin kering dan debu yang berterbangan. Musim panas di sana biasanya dimulai pada setiap April sampai Agustus.
Sebaliknya, pada musim dingin suhu udara bertengger di kisaran 20 derajat Celcius pada siang hari. Musim ini biasanya berlangsung antara Oktober hingga Januari, yang kerap kali diawali dengan angin kencang dan badai debu.
Pada hari-hari ini, setidaknya menurut situs web www.accuweather.com, suhu udara di Kota Makkah juga berkisar 20-30 derajat Celcius pada siang hari. Suhu udara terendah pada malam hari pun terpantau masih di kisaran belasan derajat Celcius.
Kedua kisaran temperatur itu merupakan rata-rata suhu udara pada musim dingin di sana, antara lain merujuk kumpulan data pantauan situs web climate-data.org.
Namun, beberapa kondisi ekstrem musim dingin tercatat pernah terjadi di Arab Saudi dan bahkan Makkah dalam beberapa tahun terakhir. Suhu udara pun terpantau sempat jatuh hingga ke kisaran nol derajat Celcius.
Khusus di Makkah, hujan, angin dingin kencang, dan bahkan salju dilaporkan antara lain terjadi pada medio Januari 2016. Fenomena ini pun sontak ramai menjadi perbincangan di media sosial.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.