Begitulah prosedurnya. Wisatawan dianjurkan memegang ular laut itu setelah ular itu dipegang warga sekitar.
Nelayan juga tidak serta-merta menyodorkan ular itu kepada wisatawan karena mereka paham bahwa tak semua orang berani mendekati ular.
Alan Irmansyah (28), warga Kota Bima, misalnya, meski berani menginjakkan kaki di pulau itu, sejatinya dia takut ular. Karena itu, dia hanya memperhatikan ular-ular itu dan sesekali memotretnya.
”Toh kalau ke tempat ini tidak harus memegang ular. Menikmati pemandangannya saja sudah cukup mengasyikkan,” ujarnya.
Bagi yang berani, pengalaman tak terlupakan segera dirasakan. Ketegangan menguasai pikiran pada menit-menit pertama ketika ular itu merambat pelan di pergelangan tangan. Ular itu juga seolah tak merasa terganggu.
”Tidak pernah ada cerita orang digigit ular di sini,” ujar Hasan sambil melilitkan ular itu ke pergelangan kakinya.