Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capjae Kerupuk, "Seblak" ala Magelang

Kompas.com - 01/02/2017, 22:04 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Kerupuk selalu identik dengan makanan renyah dan biasa menjadi pelengkap makan. Namun kerupuk yang belum digoreng ternyata juga bisa diolah menjadi makanan yang lezat.

Seblak khas Bandung, Jawa Barat adalah buktinya. Namun siapa sangka, Magelang di Jawa Tengah juga punya makanan yang serupa yakni capcai atau capjae kerupuk.

Seblak dan capjae memiliki bumbu dan bahan dasar yang hampir sama. Bedanya, seblak memiliki kuah sedangkan capjae tidak. Di Magelang, capjae kerupuk hanya dapat ditemui di Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid. Warga desa ini biasanya mengonsumsi capjae kerupuk sebagai pelengkap bubur nasi saat sarapan.

BACA JUGA: Fun Off Road Merapi, Wisata Anti-mainstream di Magelang

Miatul, salah satu warga Dusun Kradenan, Desa Ambartawang, menerangkan makanan ini sudah ada sejak dulu. Keahliannya membuat capjae kerupuk diperoleh secara turun temurun. Ia menyebut makanan ini hanya ditemui di Desa Ambartawang.

"Capjae kerupuk ini dimakan pakai bubur nasi hangat, dicampur dengan sayuran lainnya, banyak dijual di sini," kata Miatul yang juga berjualan capjae di rumahnya, Selasa (31/1/2017).

Kompas.com/Ika Fitriana Miatul sedang merendam kerupuk mentah yang hendak dibuat capjae kerupuk, di Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Selasa (31/1/2017).

Wanita berusia 38 tahun itu mengatakan bahan utama capjae kerupuk adalah kerupuk mentah yang belum digoreng. Kerupuk yang digunakan bisa jenis apa saja, asal terbuat dari tepung terigu. Baik krupuk bawang, krupuk udang, maupun lainnya.

Kerupuk yang digunakan juga tidak harus utuh. Miatul justru menggunakan kerupuk pecah-pecah yang jarang disukai konsumen lain. Menurutnya, kerupuk utuh malah mempersulit bumbu untuk meresap.

"Saya biasanya beli krupuk yang sudah pecah jadi kecil-kecil. Kalau masih utuh, harus menyobek krupuk-krupuk itu ketika proses perendaman," urainya.

BACA JUGA: Manisnya Seperti Permen, Inilah Durian Candy dari Magelang

Pembuatan capjae kerupuk juga tidak terlalu rumit. Cukup dimasak dengan campuran bumbu bawang putih, kemiri, merica, cabai (untuk penyuka pedas), kecap, sayur kol, dan daun bawang.

"Boleh ditambah bahan pelengkap lain sesuai selera, bisa ayam, sosis, dan wortel," ujarnya.

Sebelum dimasak, kerupuk mentah direndam dalam air matang semalam agar kenyal dan empuk. Selanjutnya kerupuk dicuci bersih lalu ditiriskan. Bumbu yang sudah dihaluskan lalu ditumis bersama bahan lainnya termasuk kerupuk mentah.

"Penyajiannya paling nikmat selagi hangat, bisa dimakan langsung atau untuk lauk," katanya.

BACA JUGA: Kupat Tahu Pojok, Hidangan Khas Magelang Kegemaran Artis hingga Presiden

Menurut Miatul, karena capjae kerupuk sudah sangat dikenal oleh warga Ambartawang sejak dahulu kala, dirinya kemudian memanfaatkan peluang ini. Dia mulai menjual capjae kerupuk sejak satu tahun terakhir bersama dengan bubur nasi.

Setiap hari, Miatul biasa membuat capjae dari krupuk mentah sebanyak 1,5 - 2 kilogram. Harga makanan ini sangat terjangkau berkisar antara Rp 1.000 - Rp 2.000 per porsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com