Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Mangut Lele Yu Mur, Warisan Tiga Generasi

Kompas.com - 07/02/2017, 19:00 WIB

BLUSUKAN saat ini tidak hanya dilakukan oleh pejabat negara untuk bertemu langsung dengan masyarakat. Penggemar kuliner pun saat ini tidak mau kalah blusukan mencari kuliner penggugah selera.

Jika Anda termasuk orang yang hobi blusukan berburu kuliner, kawasan kabupaten Bantul menjadi kawasan yang wajib disambangi. Kabupaten ini memiliki banyak tempat makan yang "mbulusuk" dengan masakan istimewa.

Dari sekian banyak warung makan "mblusuk" yang harus masuk dalam daftar kunjungan adalah warung makan Yu Mur.

Berada di 25 kilometer sebelah selatan pusat kota Yogyakarta atau tepatnya di Dusun Metok, Desa Donotirto, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, warung makan memiliki menu andalan mangut lele.

"Saya kurang tahu warung ini telah ada sejak tahun berapa. Yang jelas yang pertama kali merintis adalah simbah saya, kemudian diteruskan ibu, dan sekarang saya," ujar Sudarni pemilik warung.

Nenek dari Sudarni yang bernama Mbah Wignyo mewarisi resep mangut lele yang begitu istimewa dan mampu bertahab hingga tiga generasi. Terlebih saat ini persaingan bisnis kuliner semakin ketat.

Mencicipi mangut di warung makan Yu Mur, rasa pedas yang berpadu dengan citarasa gurih akan langsung terasa.

Perpaduan santan dan cabai rawit dalam masakan ini yang membuat kedua citarasa tersebut begitu dominan.

Selain itu, sejumlah bumbu rempah lainnya mulai dari bawang merah, bawang putih, laos, hingga sunti menyempurnakan rasa hidangan ini.

"Sebelum dimasak mangut, lele terlebih dahulu digoreng," lanjut Sudarni.

Menggorengnya pun menggunakan cara khusus, yakni lele dibengkokan dengan cara ditusuk menggunakan lidi. Maka mangut lele ini juga dikenal dengan nama mangut lekuk (lele tekuk).

Setelah digoreng, lele dimasak mangut selama dua jam. Dengan waktu memasak yang lama tersebut lelenya pun menjadi empuk hingga durinya. Selain itu bumbunya pun juga meresap ke dalam daging lele.

Tidak hanya menyediakan mangut lele, warung makan yang setiap harinya buka dari jam 08.00 hingga 19.00 ini juga menyediakan mengut wader.

Wader yang berukuran tidak terlalu besar, dan ditangkap di wilayah Kretek tersebut dimasak sama persis dengan mangut lele.

Rasa mangut wader ini tidak kalah nikmat dibanding mangut lele. "Selain mangut di sini juga ada opor ayam kampung dan soto ayam kampung," jelas Sudarni.

Di hari hari biasa Sudarni menghabiskan satu hingga dua wajan mangut lele, yang setiap wajannya berisikan lima kilogram lele goreng.

Karena warung makan ini berada di samping pasar Turi yang buka setiap Pahing maka setiap hari pasaran, mangut lele yang dihabiskan mencapai empat hingga lima wajan.

Setiap Pahing pula warung buka lebih pagi yakni mulai dari jam 06.00. Untuk harga, pengunjung tidak perlu khawatir, karena hanya dengan Rp 12.000, Anda sudah bisa mendapatkan nasi mangut (lele ataupun wader) itu pun sudah dengan segelas minum. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com