SINGKAWANG, KOMPAS.com - Salah satu hal unik yang ada di Cap Go Meh Singkawang, Kalimantan Barat ialah tradisi pawai tatung. Tak hanya satu atau dua, tiap tahun ada lebih dari 500 tatung berparade sambil memamerkan kesaktiannya.
Tatung merupakan sosok manusia yang menurut beberapa kepercayaan sedang dirasuki roh dewa. Kata 'tatung' sendiri diberasal dari bahasa Hakka, yang berarti roh dewa, lalu diserap menjadi bahasa masyarakat lokal.
"Tatung memang asalnya dari salah satu kebudayaan Tionghoa, dibawa kesini berbaur dengan budaya lokal. Kalau di Singkawang ada dayak yang jadi tuan rumahnya," ujar Ajung (58) yang merupakan salah satu tetua masyarakat Tionghoa Singkawang kepada KompasTravel saat berkunjung dalam rangka Oppo Selfie Tour ke perayaan Cap Go Meh Singkawang 2017, Sabtu (11/2/2017).
BACA JUGA: Mi Panjang Umur pada Tradisi Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang
Menurut Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata RI, Hari Kuntoro, Cap Go Meh Singkawang termasuk dalam Wonderful Of The World. Tatung yang menunjukan kesaktiannya dari tahun ke tahun tak kurang dari 500-an orang dan berasal dari kota-kota di Kalimantan Barat.
Ajung, bernama lengkap Bong Khin Jung yang juga merupakan pewaris tatung di Singkawang menjelaskan bagaimana prosesi tatung tersebut bisa terjadi. Ajung bersama beberapa anggota keluarganya yang juga merupakan pewaris tatung bercerita saat dikunjungi KompasTravel di kediamannya, Sabtu (11/2/2017).
"Ya, bisa celaka pas keluar (menjadi tatung). Tapi itu si hanya ajaran yang ditekuni saja, percuma juga kalau jiwa dan hati kitanya tidak suci, tidak bersih," ujarnya pada KompasTravel.
Setelah rutin puasa tersebut, di pagi hari saat Cap Go Meh mereka akan melakukan ibadah khusus di tempatnya masing-masing. Seperti di pekong untuk konghucu dan tempat ibadah dayak untuk suku dayak sendiri.
BACA JUGA: Wah, 565 Tatung Kebal Benda Tajam Meriahkan Cap Go Meh Singkawang
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.