KompasTravel yang ikut dalam tour ini merasakan juga tantangan alam setiap kali jeep terperosok di lumpur.
(BACA: Mi Kopyok Pak Dhuwur, Kuliner Favorit di Kota Semarang)
Satu hal yang membuat kagum adalah solidaritas anggota yang bahu membahu saat ada salah satu jip terperosok ke jurang. Semua pengemudi maupun penumpang turun untuk menarik jip. Tak ada yang berpangku tangan.
Tapi karena medan terlalu curam, jip tak berhasil diangkat dengan tali. Akhirnya, pengemudi menyiasatinya dengan maju sejengkal demi sejengkal hingga sampai ke tempat yang agak landai.
Jip berhasil kembali ke jalur setelah melewati perjuangan panjang. Adi Pramanto, salah satu jurnalis lokal yang turut serta dalam jelajah alam bersama komunitas jip Demak ini mengungkapkan bahwa ini pengalaman pertamanya melakukan trekking.
Meski sempat gemetaran saat kendaraan mulai melaju di tanah berlumpur, lama kelamaan Adi mulai menikmati sensasi asyiknya goyangan jip di medan khusus tersebut.
"Asyik, adrenalin terpacu. Lebih-lebih kalau jip harus sampai ditarik-tarik dan didorong akibat terperosok ke dalam lumpur," serunya gembira.
Laki-laki murah senyum itu mengakui, dirinya yang biasa di jalur perkotaan menjadi tambah pengalaman berkat trekking bersama Kalijogo Jip Community ini.
Salah satu dedengkot KJC, Jumain Al Faqir, mengatakan bahwa trekking sudah menjadi hobinya sejak lama.
Tantangan alam terbuka membuatnya makin bersemangat. "Motto kami adalah santun di jalan, garang di hutan," cetusnya sambil tertawa lebar.
Berangkat dari titik kumpul di Jalan Lingkar Demak pada Sabtu pagi, rombongan KJC yang berusaha menaklukkan hutan Jragung, baru keluar hutan dan singgah di desa terdekat Minggu dini hari.
"Keluar hutan jam 02.00 WIB, itu terbilang cepat, biasanya kita sampai pagi," kata Jumain.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan