JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden pertama RI, Soekarno pernah berpesan, "Buatlah Jakarta ini kebanggaan seluruh rakyat Indonesia, jadi kekaguman seluruh umat manusia di dunia".
Sang penerima pesan, Ali Sadikin berusaha mengamalkan pesan Soekarno saat ia menjabat menjadi Gubernur Jakarta selama dua periode dari tahun 1966-1977.
Bang Ali, sebutan akrab Ali Sadikin sampai saat ini masih dikenang sebagai gubernur yang paling sukses membangun Jakarta.
Pada zamannya kebijakan Ali Sadikin banyak ditentang, lantaran terbilang kontroversi. Bang Ali juga terkenal sebagai sosok yang tegas dan berani bertindak ketika melihat ketidakadilan.
(BACA: Menyeruput Kopi di Garasi Mobil Ali Sadikin)
Sosok Bang Ali kemudian berbalik 180 derajat saat menemui Yasser Umarsyah Sadikin, anak bungsu Ali Sadikin. "Saat saya lahir, beliau sudah berusia 64 tahun," kata Yasser ditemui di Kedai Bang Ali, Jakarta, Senin (13/2/2017).
Di garasi rumah Bang Ali yang bertempat di Jalan Jatimurni nomor enam, Jati Padang, Jakarta Selatan, Yasser bersama kawan-kawannya membuka kedai kopi. Di sana juga Yasser bercerita tentang sisi lain Bang Ali.
"Saya tidak merasakan sosok beliau saat menjadi gubernur, yang saya dapat sosok kebapakan," ungkap Yasser.
Ia mengatakan Bang Ali sama sekali tak galak. Di usia tua, Bang Ali lebih banyak memberi nasihat kepada Yasser yang kala itu masih remaja.
"Paling ditegur pelan-pelan. Dinasihati jangan merokok, jangan macam-macam," kata Yasser.
Potret sang ayah dipajang di salah satu sisi tembok kedai kopi, lengkap dengan buku-buku biografi tentang Bang Ali.
Sembari mengenang sosok Bang Ali, tamu juga dapat menikmati kopi dari biji kopi berkualitas di Kedai Bang Ali. Harga secangkir cappucino misalnya dihargai Rp 20.000, sedangkan harga nasi uduk dihargai Rp 15.000.
"Kita berharap tamu yang datang ke sini mendapat kehangatannya beliau," kata Yasser.