Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi Menyeruput Kopi Berlatar Belakang Gunung Sindoro-Sumbing

Kompas.com - 18/02/2017, 14:52 WIB
Muhammad Irzal Adikurnia

Penulis

TEMANGGUNG, KOMPAS.com – Tempat subur memang selalu menyuguhkan panorama alamnya tersendiri. Salah satunya Temanggung yang berada di Jawa Tengah, kota di antara Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing tersebut memiliki pesona alam yang tak kalah eksotis.

Bentang alam yang sangat subur membuat kota kecil ini kaya akan hasil alam, salah satunya Tembakau. Namun, salah satu yang tak boleh dilewati ialah menyeruput kopi sembari menelusuri ranumnya perkebunan di kaki Gunung Sindoro Sumbing.

Berlokasi di Dusun Jambon, Desa Gandurejo, Kabupaten Temanggung, lokasinya cukup tersembunyi dari gemerlapnya kota. Sesampainya di Dusun Jambon, embun pegunungan pun menyambut wisatawan yang sudah tak sabar.

Sebuah rumah, bertuliskan RT 06 RW 04 terlihat dari sela-sela kebun sayuran. Sejauh mata memandang hanya terlihat hijaunya perkebunan sayur, kopi, dan dua gunung gagah yang menjaganya.

(BACA: Menyeruput Kopi di Garasi Mobil Ali Sadikin)

Kedatangan wisatawan disambut senyuman khas petani kopi yang namanya kian tersohor di kalangan penikmat kopi. Wisatawan pun bertanya, apakah rumah hijau sederhana ini yang menyimpan rahasia kenikmatan kopi temanggung?

“Benar mas, di sini Rumah Kopi Mukidi Temanggung. Monggo silakan masuk,” sapa Mukidi, petani kopi Temanggung, Jumat (3/2/2017).

Di rumah sederhana tersebut, Mukidi menyulapnya menjadi tempat menikmati pesona kopi yang tak hanya dari secangkir minuman.

Karena di rumah inilah Anda bisa mempelajari berbagai jenis biji kopi Temanggung, proses me-roasting, metode pembuatan kopi, hingga tersaji.

KOMPAS.COM/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Menikmati kopi arabika khas Temanggung, langsung di kaki Sunung Sindoro-Sumbing, sentra Rumah Kopi Mukidi, Temanggung, Jawa Tengah.
“Yang paling beda di sini, kita masih bisa ngopi sambil ngobrol langsung sama petani, roaster, barista, sekaligus owner Kopi Mukidi,” ujar Dimas, salah satu wisatawan asal Semarang yang saat itu berkunjung.

(BACA: Kim Teng, Kedai Kopi Legendaris di Pekanbaru)

Di tempat ini lah kopi diolah mulai bentuk cherry, pengemasan, hingga siap dihidangkan. Metode yang bisa digunakan untuk menghidangkan kopi pun terbilang lengkap, ada tubruk, vietnam drip, v60, shypon, rokpresso, kopi mokapot, frenchpress, dan late. Padahal rumah kopinya berada di pedalaman desa.

Sore itu Mukidi baru saja pulang dari kebun, sayangnya wisatawan tidak bisa mengunjungi kebun tersebut saat sore hari, dikhawatirkan hujan deras saat di tengah luasnya kebun.

“Kalau datang siang, wisatawan biasanya trip dulu ke kebun kopi milik saya juga warga lain,” ujarnya.

Sangat unik memang, melihat seorang petani desa yang biasa bekerja di kebun, tapi sangat terampil mengoperasikan alat roasting, bahkan alat penyajian kopi seperti shypon. Inilah konsep yang digagas Mukidi, yaitu petani harus bisa mandiri di era keterbukaan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com