PURWOREJO, KOMPAS.com - Jawa Tengah ternyata menyimpan banyak sungai besar yang menarik untuk diarungi. Selain Sungai Elo-Progo yang ada di Magelang, mengarungi Sungai Bogowonto di Purworejo ternyata tak kalah serunya.
Bagi Anda penyuka olahraga pemacu adrenalin seperti rafting, sungai ini memiliki sensasi tersendiri saat mengarunginya. KompasTravel berkesempatan menaklukkan jeram demi jeram Sungai Bogowonto saat acara famtrip media dan blogger oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Jawa Tengah, Rabu (15/2/2017).
BACA: Dulu Dianggap Angker, Sungai Progo Kini Jadi Lokasi Rafting
Sungai yang membatasai Kabupaten Purworejo dan Yogyakarta ini memiliki topografi yang beragam, seperti palung dan jeram batu besar.
“Serunya di Sungai Bogowonto ini selain ada DAM, jenis batuannya beberapa karst, tak hanya andesit dan endapan. Jadi pemandangannya pun lebih bagus, dan kelokan-kelokannya ekstrem,” ujar Sayful Muzam, salah satu pengelola sekaligus skipper (pemandu) rafting.
Wisatawan memulai petualangan dari Jalan Ir Juanda Ring Road Utara No 2, Purworejo, sebagai meeting point. Dari sana, wisatawan dibawa menggunakan angkot ke basecamp pertama, yaitu Pasar Bohiliwung. Titik start rafting berada persis di belakangnya.
Terlihat air sungai yang berwarna coklat akibat derasnya hujan semalam. Permukaannya pun cenderung tenang. Setelah selesai pemanasan dan beberapa teknik dasar mengarungi jeram, Sayfull Muzam pun mulai memimpin kelompok wisatawan.
Namun, tak lama kemudian, terlihat air beriak yang menandakan adanya jeram di depan mata, skipper (pemandu rafting) pun memberi aba-aba untuk bersiap bahwa permainan baru dimulai. Jeram-jeram di sungai ini cenderung panjang, saling sambung-menyambung, sehingga wisatawan harus selalu waspada.
Terdapat beberapa jeram berbentuk pillow atau jeram yang tersembunyi di balik air, seolah tak terlihat. Air yang tenang pun kerap menyembunyikan jeram yang menantang.
BACA: Menjajal Derasnya Arus Sungai Terbaik untuk Rafting di Jateng
Seketika perahu yang KompasTravel naiki pun terombang-ambing di sebuah jeram bernama junglo. Dua orang anggota terpental dari perahu dan sempat hanyut beberapa meter, beruntung skipper dan satu orang rescue belum terlambat melemparkan tali, sehingga bisa ditarik mendekat ke perahu.
“Tangkap talinya! Pakai pegangan dayungnya buat nyambil tali itu,” ujar Sayful. Kurang dari lima menit pun dua wisatawan yang hanyut kembali di atas perahu.
Sesampainya di tengah perlintasan, wisatawan disambut oleh DAM terbesar di sungai ini. Beberapa tim mendiskusikan dahulu apakah akan melewati DAM ini atau tidak. Ternyata perintah dari tim rescue ialah menepi, karena debit air tak aman untuk melintasi DAM setinggi tiga meter tersebut.
“Debit air belum aman, karena di bawah DAM ada pusaran hidrolik statik yang berbahaya ketika debit air besar,” ujar sang skipper. Ia pun menyarankan waktu yang cukup aman melewati DAM tersebut sekitar bulan April-Mei, di mana debit air cenderung cukup dan stabil.
Sekitar 400 meter sebelum finish, wisatawan dikejutkan dengan jeram kedung wadas. Karakter jeram yang melebar dan panjang membuat perahu sempat berputar dan terbaik. Semua wisatawan dalam perahu yang dinaiki KompasTravel pun terpencar di aliran sungai.
Sungai Bogowonto seolah mempertontonkan kegagahannya. Stigma rafting yang membosankan di awal pun sirna. Untungnya satu per satu anggota kelompok pun bisa diamankan. Ada yang terperangkap di dalam perahu, ada yang berpegangan erat di sisi perahu, juga ada yang hanyut beberapa meter.
“Wahana seru! Ternyata air yang tenang di sini suka menipu. Sampai saya hanyut dua kali,” ujar Aji, salah satu wisatawan yang ikut Famtrip Dinporapar Jawa Tengah, Rabu (15/2/2017).
BACA: Rafting di Sungai Ayung, Meliuk-liuk di Celah Batu Terjal...
Lukisan alami yang eksotik di tebing-tebing batuan karst pun menandakan finish yang sudah dekat. Arus tenang sepanjang 50 meter di akhir perlintasan memberikan wisatawan rehat dari petualangan yang cukup menguras adrenalin.
Tak terasa jalur sepanjang lima kilometer pun telah dilalui wisatawan selama dua jam. Jalur tersebut merupakan yang terpendek untuk rafting di sungai ini dengan tingkat kesulitan tiga.
“Ada tiga pilihan yang bisa dicoba wisatawan, 5 kilometer dengan biaya Rp 650.000/perahu, 7 kilometer Rp 750.000/perahu, lalu 12 kilometer dengan grade lima, Rp 1 juta/perahu,” ujar Wahyudi, Ketua Bogowonto Indonesia Adventure, sebagai operator rafting satu-satunya di Sungai Bogowonto, Rabu (15/2/2017).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.