Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WWF Indonesia Gagas Jaga Keseimbangan Ekosistem Labuan Bajo

Kompas.com - 26/02/2017, 17:09 WIB

KUPANG, KOMPAS.com - WWF Indonesia, sebuah lembaga yang fokus melestarikan lingkungan, sumber kelautan dan perikanan menggagas "master plan" pembentukan regulasi pengaturan kepariwisataan di Labuan Bajo untuk tetap terjaganya keseimbangan ekosistem di destinasi Komodo yang mendunia itu.

"Bersama pemerintah setempat sudah kami komunikasikan dan sudah mulai dengan sejumlah kegiatan bersama termasuk lakukan kegiatan kelas terpadu terkait ekosistem laut, kepariwisataan dan penanganan sampah berkelanjutan," kata Koordinator Jejaring Kawasan Konservasi Perairan Sunda Kecil Bali, NTB dan NTT WWF Indonesia, Khaifin di Kupang, Jumat (24/2/2017).

(BACA: Valentino Rossi Unggah Foto Liburan di TN Komodo)

Khaifan yang didampingi Koordinator Komunikasi dan Kampanye Program Bentang Laut Sunda-Banda WWF Indonesia Noverica, mengatakan, tingkat kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo untuk melihat komodo terus saja meningkat.

Hal itu dari aspek ekonomis tentunya memberikan dampak positif, baik bagi pemerintah daerah juga masyarakatnya.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Wisatawan meninggalkan Labuan Bajo untuk berlayar menuju Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/8/2016). Kementerian Pariwisata menargetkan 12 juta wisatawan mancanegara datang ke Indonesia hingga akhir 2016.
Namun demikian harus juga dilihat penataan dan pola pemeliharaan ekosistem dan penataan lingkungan di sejumlah lokasi yang ada, termasuk di Taman Nasional Komodo dan ekosistem di bawah lautnya.

Menurut Khaifin, WWF melihat belum ada satu pun regulasi yang bisa menjadi acuan bagi sejumlah penataan kepariwisataan yang berbasis lingkungan.

Belum ada pengaturan terkait bagimana wisatawan melakukan kunjungan ke Taman Nasional Komodo dan melakukan sejumlah aktivitas di bawah laut saat menyelam.

"Ini penting agar semua aktivitas yang dilakukan wisatawan terkait kepariwisataan di daerah itu termasuk di sejumlah destinasi lainnya bisa tetap berbasis ramah lingkungan dan terawat ekosistemnya," katanya.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Sejumlah kapal berlabuh di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Barat, Senin (4/6/2012).
Untuk itulah, WWF Indonesia memandang penting menggagas "master plan" regulasi pengaturan kepariwisataan di daerah itu.

Secara teknis, lanjut Khaifin, gagasan tadi akan mengatur berbagai hal antara lain untuk kepentingan ekosistem laut, bagaimana para penyelam bisa menjaga dan merawat semua biota laut.

"Apalagi ada sejumlah biota laut yang saat ini menjadi fokus perhatian untuk dijaga seperti ikan parimanta dan hiu serta sejumlah jenis biota lainnya," katanya.

Semua yang dilakukan nantinya, hanya untuk memberikan dukungan bagi pelestarian dan penataan ekosisitem dalam kaitan kepariwisataan di daerah itu.

"Saya kira dengan kian bersih dan terjaganya ekosistem maka akan memberikan kenyamanan yang lebih bagi para wisatawan untuk tetap tinggal di daerah wisata itu," katanya.

KOMPAS/YOVITA ARIKA Wisatawan berfoto di puncak bukit di Pulau Padar dengan latar belakang teluk-teluk yang ada di pulau yang berada di kawasan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, tersebut, 31 Agustus 2015.
Ia memaparkan, semangat untuk mengembangkan pariwisata di Labuan Bajo dengan salah satu destinasi utama adalah Taman Nasional Komodo akan terus berkembang tetapi harus tetap ramah lingkungan.

"Karena akan ada keseimbangan yang diharapkan bisa simultan terus terpelihara di sejumlah ekosistem wisata yang ada di ujung barat pulau Flores itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com