Sejak dibuka Desember 2016, respon wisatawan sangat baik. Wisatawan yang datang pun tidak hanya dari DIY, tetapi juga dari luar Pulau Jawa.
Diakuinya pada hari libur atau Sabtu, Minggu pengunjung yang datang lumayan ramai. Mereka biasanya datang sekeluarga beserta anak-anak.
"Dari luar kota juga banyak, kemarin ada wisatawan dari Jakarta, lalu Kalimantan Barat. Kalau bisa pesan dulu. Soalnya kita juga melihat cuaca, kalau tidak mendukung kita infokan ke pemesan," tegasnya.
Ide awal konsep wisata berkuda di alam ini berawal saat dirinya berkunjung ke sebuah peternakan kuda di Salatiga, Jawa Tengah.
Saat itu sang pemilik peternakan yang merupakan perempuan asal Jerman, mengantar sendiri pengunjung yang menaiki kuda melewati desa-desa dan perkebunan.
"Bule perempuan itu memegang tali dan berjalan mengantar tamu. Saya kepikiran wong bule saja mau kenapa kita gak, lalu ya bikin konsep yang berbeda di sini," jelasnya.
Wisata berkuda di alam ini, lanjut Agung, harapanya bisa membantu pariwisata di Kabupaten Sleman khususnya untuk desa wisata.
Selain itu juga mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat di Simping, Janturan,Tirtonadi, Mlati, Sleman. "Kita masih akan terus kembangkan untuk wisata berkuda di alam ini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.