Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Punah, Hindari Hidangan Laut Ini untuk Dikonsumsi

Kompas.com - 27/02/2017, 15:28 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan hanya karena faktor kenikmatan dan kesegaran, faktor lingkungan juga patut diperhatikan sebelum membeli atau mengonsumsi hidangan laut. Sebab beberapa jenis ikan atau satwa laut termasuk langka dan hampir punah.

"Makanan laut lain yang baiknya tidak dikonsumsi adalah jenis komoditas yang stoknya di alam sudah mengalami pemanfaatan berlebih, yang sudah dimasukkan ke dalam daftar dilindungi, dan cara pemanfaatannya merusak lingkungan," kata Fisheries and Aquaculture Improvement Program Manager WWF Indonesia, Abdullah Habibi saat dihubungi KompasTravel, Minggu (26/2/2017). 

Abdullah mengatakan WWF Indonesia sebenarnya telah meluncurkan aplikasi yang dapat di download di Playstore sebagai rekomendasi komoditas yang baik untuk dikonsumsi dari sisi lingkungan. Aplikasi tersebut bernama WWF Seafood Advisor.

(BACA: Saat Imlek, Mengapa Tak Perlu Makan Sup Sirip Ikan Hiu?)

Dari aplikasi tersebut satwa laut akan dibagi menjadi tiga kategori yakni yang harus dihindari untuk dikonsumsi, baik untuk dikonsumsi tetapi harus diperhatikan cara penangkapan atau budidaya, dan terakhir kategori pilihan terbaik untuk dikonsumsi.

Dari aplikasi tersebut, kategori makhluk laut yang harus dihindari untuk dikonsumsi karena populasinya menurun drastis adalah: 

1. Ikan Kambing-Kambing

2. Dugong

3. Ikan Kerapu

4. Ketam Kenari

5. Ikan Lemuru

6. Pari

7. Pari Manta

8. Sotong

9. Ikan Tembang

10. Ikan Teri Jengki

11. Teripang

12. Ikan Tongkol Abu-Abu

13. Ikan Tuna Albakor

14. Ikan Tuna Mata Besar

15. Ikan Tuna Sirip Kuning

Diluar daftar tersebut adalah penyu, hiu, dan ikan napoleon.

Untuk produk budidaya, Abdullah menjelaskan cara budidaya yang kurang ramah lingkungan adalah hasil dari cara budidaya supra intensif dengan tidak menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan tidak menggunakan bibit dari hatchery (panti benih), sehingga produknya tak direkomendasikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com