Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umur Panjang berkat Wasabi

Kompas.com - 02/03/2017, 14:10 WIB

UDARA di Azumino, Prefektur Nagano, Jepang, akhir Januari itu, nyaris mencapai nol derajat. Selubung salju pun enggan melepaskan cengkeramannya terhadap rerumputan.

Namun, cerita dan keramahan Hama Shigetoshi (72) seolah mencairkan kebekuan, serupa hangatnya aliran Sungai Tadegawa yang mendenyutkan Perkebunan Wasabi Daio di Azumino.

”Dandanan saya memang seperti samurai. Namun, panggil saja saya master wasabi. Saya pencinta wasabi,” ujar Shigetoshi memperkenalkan diri kepada kami.

Perawakannya memang mengesankan dirinya seorang ”master”. Jenggotnya yang telah memutih menandakan panjangnya kehidupan yang telah dilewati.

”Saya kini mencurahkan seluruh sisa hidup ke perkebunan wasabi ini,” ujar Shigetoshi.

(BACA: Kusatsu Onsen, Permandian Air Panas Terkenal di Jepang)

Pria yang puluhan tahun menekuni profesi jurnalis itu lantas menceritakan kisahnya, mengapa ia akhirnya berlabuh ke Azumino, kota kecil di Nagano.

Ia memilih meninggalkan gemerlap hidup dan kemewahan di Tokyo, kota yang hampir separuh umurnya ia tinggali, demi mencari kepingan hidupnya yang hilang dan menekuni wasabi.

”Saya berasal dari sini (Azumino). Perkebunan (wasabi) ini mempertemukan saya dengan wanita pertama yang sangat saya cintai, Yoshiko. Waktu itu saya masih berusia 15 tahun, sementara dia 14 tahun. Ini sebetulnya rahasia saya. Tolong, jangan beri tahu ke istri saya karena dia bisa sangat cemburu,” tuturnya sambil tertawa dan menunjukkan foto hitam putih Yoshiko, mantan pacarnya saat remaja.

KOMPAS/YULVIANUS HARJONO Pemandangan Resor Ski Hakuba Goryu di Nagano, Jepang, dari atas gondola.
Keinginan bertemu kembali dengan Yoshiko kian memupuk motivasi Shigetoshi pulang ke kampung halamannya dan menjadi pegiat wasabi, umbi pedas penuh khasiat yang sangat tersohor di Jepang.

(BACA: Kanagawa, Destinasi Antimainstream yang Keren di Jepang)

Namun, sayang, takdir tidak mengamini kehendaknya. Keduanya tidak lagi bertemu sejak lebih dari setengah abad silam.

”Entah ada di mana dia sekarang. Saya kira dia sudah berkeluarga, begitu pula saya. Hidup terus berjalan dan kini saya punya seorang anak perempuan. Cantik bukan?” ujarnya sambil menunjukkan foto putrinya yang kini berusia 37 tahun dan berparas ayu.

Bangkitnya kembali romantisisme kisah cinta Shigetoshi di tempat itu memang dapat dimaklumi. Salah satu perkebunan wasabi terbesar di Jepang—seluas 15 hektar—itu tak lekang digerus pembangunan.

Suara gemercik kincir air, jernihnya aliran Sungai Tadegawa, dan hijaunya ladang wasabi tetap tidak berubah seperti 57 tahun lalu, yaitu ketika Shigetoshi dan Yoshiko masih mengikat janji cinta.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com